kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat di Bawah Rp 16.000, Simak Proyeksi Selasa (7/5)


Senin, 06 Mei 2024 / 17:40 WIB
Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat di Bawah Rp 16.000, Simak Proyeksi Selasa (7/5)
ILUSTRASI. Senin (6/5), kurs rupiah spot ditutup menguat 0,36% ke Rp 16.026 per dolar AS.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (6/5). Mata uang Asia lainnya terpantau bergerak bervariasi terhadap the greenback

Mengutip data Bloomberg, Senin (6/5), kurs rupiah spot ditutup menguat 0,36% ke Rp 16.026 per dolar AS. Hal itu terjadi di tengah menguatnya indeks dolar AS sebesar 0,07% ke 105,10.

Sedangkan di Jakarta, Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,43% ke Rp 16.025 per dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan greenback terjadi karena data nonfarm payrolls (NFP) bulan April lebih lemah dari perkiraan. Data tersebut memperkuat spekulasi bahwa melemahnya pasar tenaga kerja akan memberikan dorongan lebih besar bagi Federal Reserve (The Fed) untuk mulai menurunkan suku bunga.

Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,43% ke Rp 16.025 Per Dolar AS Pada Senin (6/5)

Ibrahim menuturkan, data pada Jumat (3/5) menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melambat lebih dari perkiraan pada bulan April dan kenaikan upah tahunan turun di bawah 4,0% untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun. Tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja meningkatkan optimisme bahwa bank sentral AS dapat merancang kebijakan yang lunak bagi perekonomian. 

“Pasar sekarang juga memperkirakan pemotongan sebesar 45 basis poin tahun ini, dengan penurunan suku bunga pada bulan November sudah diperhitungkan sepenuhnya,” kata Ibrahim dalam riset harian, Senin (6/5). 

Selain itu, The Fed masih cenderung untuk menurunkan suku bunga, bahkan jika hal tersebut mungkin memakan waktu lebih lama dari perkiraan semula. 

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan perekonomian Indonesia pada kuartal pertama 2024 mencapai 5,11% secara year on year (YoY). Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal IV.2023 sebesar 5,04%. Ibrahim mengatakan, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga, momentum Lebaran, dan Pemilu 2024. . 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2024 Diproyeksi Lebih Rendah

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex, Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah kemungkinan besar akan lanjut menguat pada perdagangan besok, Selasa (7/5). Prospek penguatan rupiah disokong sentimen The Fed yang memberikan sinyal tidak akan menaikkan suku bunga acuan di tahun ini.

“Kemudian, juga karena adanya hasil data tenaga kerja AS di Jumat malam yang mengalami penurunan pertumbuhan sehingga bisa mendukung kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS,” kata Ariston kepada Kontan.co.id, Senin (6/5). 

Ariston menambahkan bahwa sentimen lainnya datang dari data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama 2024 Indonesia yang masih di atas 5%. Hal ini bisa memberikan sentimen positif terhadap rupiah.

Ariston memprediksi, rupiah berpotensi lanjut menguat di bawah Rp 16.000 per dolar AS, dengan support Rp 15.980 per dolar AS dan resistance Rp 16.100 per dolar AS. 

Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.960 per dolar AS-Rp 16.060 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×