kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Risiko rendah, obligasi BUMN jadi incaran


Selasa, 13 Juni 2017 / 22:46 WIB
Risiko rendah, obligasi BUMN jadi incaran


Reporter: Olfi Fitri Hasanah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Sederet perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menunggu antrean obligasi yang diterbitkannya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Beberapa BUMN tersebut di antaranya, PT PLN (Persero) Tbk yang menerbitkan obligasi dan sukuk ijarah pada 6 Juni lalu. Jumlah maksimal penerbitannya mencapai Rp 10 triliun, akan tetapi penawaran tahap pertamanya bulan ini hanya Rp 2 triliun. Surat utang tersebut direncanakan baru melantai di BEI tanggal 12 Juli mendatang.

Selain itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga telah lebih dahulu menerbitkan surat utang berkelanjutan I tahap II dengan total Rp 5 triliun pada 8 Mei. Ada pula PT Adhi Karya Tbk yang menargetkan pendanaan lewat surat utang sebesar Rp 5 triliun dengan rencana pencatatan di bursa pada 23 Juni.

Menurut Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra, saat ini investor memang tengah menggandrungi obligasi BUMN. Faktor utamanya, persepsi risiko yang jauh lebih rendah. Hal tersebut menjadi alternatif obligasi korporasi swasta dengan risiko lebih besar, sekalipun menawarkan kupon lebih tinggi.

“Misalnya saja BIMA Finance yang kemarin sempat default. Belum lagi beberapa perusahaan lainnya,” ungkap Made.

Di samping itu, obligasi BUMN pun lebih menarik dikarenakan banyaknya surat utang dengan tenor panjang yang ditawarkan dengan rata-rata 5 tahun. Namun, ia merekomendasikan investor untuk tetap mencermati risiko dibalik obligasi tenor panjang.

Ia mencontohkan, Hutama Karya yang menawarkan obligasi tenor 10 tahun. Investor harus lebih mempertimbangkan keberlangsungan proyek dari emiten. Terlebih, karena kebanyakan program BUMN akan sejalan dengan program pemerintah.

“Akan ada risiko kredit macet sebagai imbas pergantian pemerintahan di tengah periode obligasi jangka panjang tersebut,” tandasnya.

Oleh karenanya, Made optimistis penerbitan obligasi BUMN tahun ini akan mencapai target dari Kementerian BUMN yang mencapai Rp 65 triliun seiring dengan meningkatnya supply di pasar hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×