kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.624.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Relaksasi LTV tak banyak berdampak ke BBTN


Rabu, 22 Juni 2016 / 08:23 WIB
Relaksasi LTV tak banyak berdampak ke BBTN


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menyambut baik relaksasi aturan loan to value (LTV) dari Bank Indonesia (BI) pekan lalu. Direktur Utama BBTN Maryono mengatakan, pihaknya akan menurunkan suku bunga KPR sekitar 25 basis poin (bps) paling lama tiga bulan mendatang.

Milka Mutiara, Analis Philip Securities, mengatakan, efek penurunan relaksasi LTV tidak terlalu berpengaruh ke BBTN. Di BBTN itu ada KPR subsidi yang tidak berlaku dengan aturan LTV. Sedangkan KPR non subsidi tidak terlalu berdampak, karena KPR BTN untuk rumah di bawah 70 meter persegi.

"Pelonggaran untuk segmen menengah ke atas, jadi yang lebih berdampak ke bank yang menyalurkan KPR untuk kelas menengah atas, seperti BCA," kata Milka.

Ia juga melihat, prospek kinerja bank pelat merah ini masih positif. Penyaluran kredit masih berpotensi tumbuh sekitar 20%. Pemicunya, Program Sejuta Rumah untuk Rakyat. BBTN menyalurkan pembiayaan program ini dan Tapera.

Tantangan sektor perbankan tahun ini adalah penurunan bunga ke single digit. Milka menambahkan, ada risiko penurunan loans yield alias persentase pendapatan bank dari bunga kredit terhadap total penyaluran kredit. Pada kuartal I-2016 loans yield BBTN 11,21%.

Menurut dia, KPR non subsidi dan konstruksi dapat diturunkan menjadi single digit di kuartal IV-2016. "Ini berpotensi menurunkan loans yield menjadi di bawah 10% dan kenaikan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL)," kata Milka.

Milka memprediksi, kredit subsidi BBTN bisa tumbuh antara 24%-26% dan kredit non subsidi tumbuh 16%-18%. Sedangkan laba bersih setelah pajak masih bisa tumbuh 17%-19%."Lalu net interest margin (NIM) tahun ini bisa 5%-5,2%," kata Milka.

Andy Ferdinand, Analis Samuel Sekuritas, dalam riset mengungkapkan, BBTN sebagai pemain utama di segmen perumahan dengan jaringan luas memiliki prospek menarik. "Kinerja keuangan BBTN terlihat semakin membaik, apalagi kalau program Tapera berjalan," kata Andy.

Dana Tapera yang dimulai tahun 2018 berpotensi menyediakan likuiditas murah bagi BBTN, sehingga mendukung pembiayaan bank. "Saat ini sekitar 78% konsumen membeli properti dengan cara kredit sehingga permintaan akan KPR memiliki prospek pertumbuhan tinggi," kata dia.

Andy memperkirakan, penyaluran kredit bisa tumbuh 18%-20% tahun ini, meski ekonomi melambat. "Sementara laba bersih diperkirakan naik 25%-30%," kata Andy.

Lucky Bayu Purnomo, Analis Danareksa Sekuritas, mengatakan, aturan relaksasi LTV dan kebijakan single digit untuk KPR akan memberikan angin segar bagi BBTN. Dengan aturan tersebut, semakin banyak orang masuk ke KPR.

Lucky memprediksi, tahun ini laba perseroan akan naik 11% dan kredit hanya tumbuh 9%. Sejauh ini arah permintaan kredit sudah terkendali. Bahkan ada kecenderungan meningkat karena indeks belanja konsumen juga naik.

Lucky merekomendasikan buy saham BBTN dengan target harga Rp 1.885 per saham. Sementara Milka merekomendasi buy saham BBTN dengan target harga Rp 2.065 per saham. Sementara Andy rekomendasi hold dengan target harga Rp 1.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×