kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT Timah (TINS) mengucurkan dana CSR hingga Rp 180,2 miliar dalam empat tahun


Kamis, 25 Juli 2019 / 13:27 WIB
PT Timah (TINS) mengucurkan dana CSR hingga Rp 180,2 miliar dalam empat tahun


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - PANGKALPINANG. Meski kinerja PT Timah Tbk masih kurang menggembirakan, ternyata sepanjang periode 2014-2018 perusahaan pelat merah ini telah mengalokasikan dana corporate social responsibility (CSR) sebesar Rp 180,2 miliar.

Dana tersebut disalurkan melalui tiga program yang telah dilakukan oleh perusahaan berkode saham TINS ini. Pertama, Rp 84,9 miliar untuk program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM). Kedua, untuk program kemitraan sebesar Rp 74,6 miliar. Terakhir, sebesar Rp 20,5 miliar untuk program bina lingkungan.

Kepala Bidang Humas TINS Anggi Siahaan menyatakan, dana CSR tersebut diperoleh dari dua sumber. Pertama, biaya operasional perusahaan yang disesuaikan dengan jumlah atau target produksi. Ke-dua, laba bersih perusahaan anggota indeks KOMPAS100 ini maksimal 4%.

’’Menjalankan CSR idealnya bukan lagi sekadar memenuhi tuntutan regulasi. Bagi kami, ini adalah salah satu cara untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, sekaligus meminimalisasi dampak akibat aktifitas perusahaan,’’ kata dia.

Salah satu contoh CSR program bina lingkungan yang sudah dilakukan TINS adalah membangun jalan sepanjang 1,2 km yang menghubungkan Desa Ranggung dan Dusun Pengkalen Batu di Bangka Selatan. Sejak jalan penghubung itu ada, masyarakat Dusun Pengkalen Batu terbebas dari isolir.

’’Di sana ada sekitar 60 kepala keluarga. Sebelum ada jalan penghubung, mereka harus menggunakan sampan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Layanan kesehatan seperti Puskesmas keliling pun kini bisa masuk ke Dusun Pangkalen Batu, sehingga akses kesehatan dapat dirasakan seluruh warga,’’ lanjut Anggi.

Pembangunan akses jalan di dusun Pangkalen Batu berhasil mendapat Zamrud CSR dalam ajang Nusantara CSR Awards yang dihelat oleh La Tofi School of CSR beberapa waktu lalu. Penghargaan ini diberikan karena program CSR yang dilakukan TINS dinilai sangat terintegrasi serta memiliki dampak positif yang luas bagi masyarakat di daerah terisolir.

Sementara untuk program kemitraan, perusahaan pelat merah ini sudah mengucurkan bantuan modal untuk usaha kecil dan koperasi dengan nilai rata-rata Rp 11 miliar per tahunnya. Dana tersebut disalurkan kepada 631 mitra binaan.

’’Program mitra binaan sudah kami lakukan sejak tahun 2000. Tidak hanya modal, kami juga memberikan pendampingan dan pelatihan usaha sehingga produksi dan penjualan para mitra binaan dapat meningkat,’’ ‘ujar Anggi.

Asal tahu saja, mayoritas mitra binaan TINS bergerak di sektor perdagangan dan jasa. Para mitra binaan tersebut menjual berbagai olahan makanan ringan dan minum serta berbagai kerajinan khas Bangka Belitung yang berhasil menembus pasar mancanegara.

Selain mitra binaan, aktivitas CSR TINS yang dilakukan sejak tahun 2000 adalah program PPM. Salah satunya adalah program beasiswa asrama. Hingga saat ini jumlah alumni yang mengikuti program tersebut mencapai lebih dari 700 orang yang tersebar di seluruh wilayah dan bekerja di berbagai sektor.

Lebih lanjut Anggi menjelaskan, bukti komitmen TINS dalam menjalankan CSR juga bisa dilihat dari perubahan orientasi program tanggung jawab sosial tersebut. Misalnya, pada periode 1997-2013 kegiatan CSR lebih berbasis charity, namun pada periode 2013-2018 proporsinya lebih rendah dibanding program yang lain.

TINS memang tidak main-main dalam urusan CSR. Bahkan, anggota indeks KOMPAS100 ini menjadi perusahaan tambang pertama di Indonesia yang telah menyelesaikan dokumen Rencana Induk Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat (RIPPM) periode 2019-2029.

’’Program prioritas RIPPM selaras dengan ketiga program CSR kami. Dengan demikian, kegiatan pertambangan dan kesejahteraan perekonomian baru masyarakat, tetap berjalan dan berkelanjutan sesuai prinsip sustainable development goals (SDGs). Oleh karena itu, dalam menyusun rencana induk, kami melibatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari masyarakat di sekitar wilayah operasi hingga pemerintah daerah,’’ pungkas Anggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×