kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Poundsterling tertekan terhadap The Greenback


Minggu, 28 Mei 2017 / 14:00 WIB
Poundsterling tertekan terhadap The Greenback


Reporter: Namira Daufina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Data pertumbuhan ekonomi yang kontras antara Inggris dan Amerika Serikat jadi penyebab terpuruknya GBP/USD di akhir pekan. Beban fundamental dan ketidakstabilan di Inggris dinilai masih akan jadi penyebab berlanjutnya koreksi pasangan ini. Mengutip Bloomberg, Jumat (26/5) pasangan GBP/USD merosot 1,07% ke level 1,2804 dibanding hari sebelumnya.

Anthonius Edyson, Research and Analyst PT Astronacci International memaparkan, saat ini kondisi fundamental Inggris memang sedang tertekan. Data pertumbuhan ekonomi Inggris kuartal I-2017 melambat dari 0,3% menjadi 0,2% dibanding kuartal sebelumnya. Pada saat yang bersamaan, Inggris juga diserang isu ketidakstabilan politik setelah bom yang menyerang kota Manchester.

“Wajar ini membuat poundsterling terus melemah apalagi timbul ketidakpercayaan pasar akan kepemimpinan Perdana Menteri Theresa May,” ujar Anthonius. Padahal pada 8 Juni 2017 mendatang, Inggris akan menghelat pemilu. Ini menyebabkan keunggulan yang selama ini dikantongi oleh partai konservatif yang mendukung May pun perlahan menipis.

Guncangan fundamental di Inggris jelas kontras dengan AS yang justru sedang di atas angin pasca sajian data ekonomi yang memuaskan. Data preliminary GDP AS kuartal I-2017 tumbuh signifikan dari 0,7% di kuartal sebelumnya menjadi 1,2%. Hal ini menumbuhkan optimisme pasar akan peluang kenaikan suku bunga The Fed pada FOMC Juni 2017 mendatang.

“Senin (29/5) peluang GBP/USD melemah lagi masih terbuka lebar karena tren jangka pendek yang bearish,” kata Anthonius. Gambaran perbaikan ekonomi AS jadi katalis yang bisa terus mendongkrak posisi USD terutama di hadapan poundsterling yang sedang tertekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×