Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) punya strategi baru tahun ini. Produsen serat sintetis dan benang polister ini akan mengembangkan dan menambahkan varian produk- produk yang mempunyai nilai tambah tinggi.
Produk itu diharapkan dapat menjadi andalan untuk mendongkrak penjualan perusahaan tahun ini. Adapun produk yang bernilai tambah tinggi tersebut adalah benang poliester berspesifikasi khusus untuk kebutuhan untuk segmen otomotif, kesehatan, dan lain-lain.
Di segmen otomotif produk benang poliester spesifikasi khusus biasa digunakan untuk bahan pembuat plafon mobil ataupun kain pelapis door trim mobil. Sedangkan untuk segmen kesehatan digunakan sebagai bahan pembuat kain dan karpet anti bakteri.
Sekretaris Perusahaan Asia Pacific Fibers, Tunaryo mengatakan, penjualan benang poliester spesifikasi khusus dari segi harga lebih menjanjikan ketimbang benang poliester untuk tekstil atau pakaian. “Penjualan dari benang poliester untuk tekstil biasa saja lantaran sudah banyak pesaing, karena itu perusahaan masuk ke benang polyester untuk segmen lain,” katanya kepada KONTAN, Senin (23/2).
Tunaryo mengatakan kedepannya perusahaan ini akan melakukan pengembangan dan penambahan varian benang poliester tersebut. Caranya dengan menambahkan mesin untuk memodifikasi proses pembuatan benang poliester, namun tidak menambah kapasitas produksi.
Untuk mewujudkannya tahun ini perusahaan menggelontorkan dana belanja modal sebesar US$ 10 juta. “Sekitar US$ 4,7 juta untuk pembangunan pembangkit listrik sedangkan sisanya untuk pembelian mesin tambahan untuk pengembangan produk benang poliester,” kata Tunaryo
Produk benang polyester spesifikasi khusus tersebut hanya ditujukan untuk pasar ekspor. Pasar ekspor potensial untuk produk tersebut adalah ke Negara Turki dan India. POLY hanya mengekspor dalam bentuk benang poliesternya saja, sedangkan proses lanjutannya di kerjakan oleh negara pemesan.
Dengan aksi tersebut perusahaan tahun ini optimis membidik target pendapatan sekitar US 530 juta. Target tersebut lebih besar 6% jika dibandingkan dengan target tahun 2014 yaitu sekitar US$ 500 juta.
Tahun lalu perusahaan berusaha realistis dengan target pendapatannya lantaran bisnisnya terganjal penurunan harga jual produk yang disebabkan anjloknya harga bahan baku yaitu minyak bumi. Pasalnya, pada tahun 2013 perusahaan dapat merealisasikan pendapatan sebesar US$ 565,14 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News