Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat pertumbuhan transaksi perdagangan berjangka di bursa berjangka dalam negeri terbilang masih lambat. Padahal, perdagangan berjangka berpotensi menjadi alternatif investasi yang sangat menarik.
Selama ini, masyarakat awam masih meragukan prospek investasi perdagangan berjangka lantaran kurangnya pemahaman, minimnya sosialisasi, dan modal investasi yang dinilai terlalu besar. Apalagi, kian banyak perusahaan pialang berjangka ilegal yang memanfaatkan kondisi minimnya pengetahuan para calon investor.
Untuk mengatasi kondisi ini, pialang berjangka PT Real Times Futures meluncurkan sejumlah layanan tambahan guna mempermudah proses transaksi. Layanan tersebut antara lain, robot trading, virtual private server gratis, dan trading cabinet yang terintegrasi dengan sistem MetaTrader 4 yang menggunakan application programming interface (API).
"Robot trading memungkinkan nasabah bertransaksi secara otomatis selama 24 jam. Sementara, VPS adalah komputer virtual 24 jam yang mengoperasikan robot trading selama terkoneksi dengan internet. Jadi, nasabah tidak perlu bertransaksi secara manual yang menyita waktu," ujar Narif Rahmat Santosa, Komisaris Real Time Futures, (13/4)
Perusahaan perdagangan berjangka yang berdiri 2004 silam ini menawarkan dua jenis produk investasi, yakni Kontrak Berjangka Komoditi (Kontrak Gulir Emas) dan Kontrak Derivatif yang meliputi mata uang, emas, dan contract for different single stock (CFD).
"Mata uang, emas dan CFD saat ini masih menjadi produk yang sangat mendominasi pasar berjangka karena sangat likuid," kata Junaidi Roparulian Simanjuntak, CEO Real Time Futures.
Tahun ini, Real Time Futures menargetkan bisa mencapai volume transaksi harian sebanyak 10.000 lot per bulan. Sejak perombakan pemegang saham, kepemilikan, dan kepengurusan pada akhir 2017, Real Time Futures baru memulai kembali aktivitas perusahaan secara efektif di tahun ini.
"Belum ada jumlah transaksi dan nasabah yang bisa kami bagikan karena kami baru memulai kembali," imbuh Junaidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
