kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan UNTR masih turun, ini prospek sahamnya?


Selasa, 27 September 2016 / 22:25 WIB
Penjualan UNTR masih turun, ini prospek sahamnya?


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. PT United Tractors Tbk (UNTR) menjual 1.385 unit alat berat merek Komatsu hingga Agustus 2016. Penjualan itu turun 17,9% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.687 unit.

Penjualan pada Agustus tercatat sebesar 174 unit, atau turun 1% year on year (yoy). "Market share dalam delapan bulan pertama tahun ini sebesar 33%," ujar Ari Setiyawan, Investor Relation UNTR, Selasa (27/9).

Sebanyak 51% dari penjualan alat berat sepanjang tahun berasal dari sektor konstruksi. Porsi penjualan dari sektor konstruksi ini memang lebih meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya berporsi 33%. Sedangkan penjualan dari sektor tambang masih tetap lemah atau berporsi 24% dari total penjualan.

Sementara itu, penjualan lainnya disumbang dari sektor perkebunan sebesar 9% dan sektor kehutanan sebesar 16% terhadap total penjualan.

Ariyanto Kurniawan, Analis Mandiri Sekuritas dalam risetnya mengatakan, minat untuk membeli peralatan sektor tambang akan mulai naik setelah harga batubara naik menjadi US$ 70 per ton.

Namun, dampak dari penjualan alat berat kemungkinan baru akan tereflesikan pada tahun depan karena membutuhkan waktu pengiriman barang sekitar tiga sampai empat bulan.

Menurut hitungan Ariyanto, penjualan Komatsu sejak awal tahun ini masih sejalan dengan prediksi atau berporsi 69% dari prediksi setahun Mandiri Sekuritas. Penjualan Komatsu berporsi 9% dari pendapatan UNTR.

Sementara itu, produksi batubara dan pemindahan penutup lahan (overburden) anak usaha UNTR yaitu PT Pamapersada Nusantara (Pama) mulai membaik.

Produksi batubara Pama bulan Agustus naik 15% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 10,2 juta ton. Sementara overburden sebesar 67,1 juta bank cubic meter (bcm) atau naik 16% dibanding bulan sebelumnya karena kondisi cuaca yang baik.

Sementara dalam delapan bulan, produksi batubara Pama sebesar 68,9 juta ton turun 5% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 72,4 uta ton dengan overburden removal 464,9 juta bcm atau turun 11% yoy.

Ia menilai, akan ada potensi kenaikan terhadap prediksi produksi tahun depan jika harga batubara tetap stabil pada US$ 65-US$ 70 per ton. Kontraktor tambang masih menjadi pendorong pendapatan perseroan yang menyumbang 50% dari pendapatan UNTR.

"Kami menilai ada potensi perbaikan margin tahun depan karena Pama tidak lagi memberikan diskon kepada tambang batubara karena prospek harga batu bara yang membaik," ujar Ariyanto.

Saat ini saham UNTR ditransaksikan pada valuasi rasio harga saham per laba (PE ratio) tahun 2017 sebesar 13 kali, dekat dengan posisi rerata 4 tahun terakhir sebesar 14 kali.

Saham UNTR ditutup naik 5,23% ke level Rp 18.100 pada perdagangan Selasa (27/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×