kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UNTR perkuat bisnis konstruksi dan pembangkit


Senin, 05 September 2016 / 07:22 WIB
UNTR perkuat bisnis konstruksi dan pembangkit


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) mengatur strategi. Menyiasati pelemahan bisnis alat berat dan komoditas batubara, PT United Tractors Tbk (UNTR) memperkuat bisnis konstruksi dan pembangkit listrik.

Di akhir tahun lalu, UNTR mendirikan PT Unitra Persada Energia (UPE) untuk mencari peluang di sektor energi. Selain itu, anak usaha Grup Astra ini tengah bersiap menggarap proyek pembangkit listrik di Jepara, Jawa Tengah bersama dua mitranya, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power.

Proses financial closing ditargetkan dalam waktu dekat. PLTU ini akan menjual listrik ke PLN dengan durasi kontrak sekitar 25 tahun.

Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K Loebis mengatakan, bisnis power plant diharapkan berkontribusi kepada UNTR dalam beberapa tahun ke depan. Namun, besaran kontribusinya belum bisa diprediksi.

"Perlu waktu dua sampai tiga tahun untuk membangun power plant. Terlalu dini jika kami mengestimasi sekarang," tutur dia.

Analis Daewoo Securities Andy Wibowo Gunawan menilai, langkah UNTR mendiversifikasi usaha dengan merambah bisnis di luar sektor batubara akan membuat kinerjanya baik untuk jangka panjang.

Andy optimistis UNTR mampu memenuhi target penjualan alat berat hingga akhir tahun ini sebanyak 2.000 unit. Sampai Juli 2016, penjualan alat berat perusahaan sebanyak 1.211 unit, turun 20% dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 1.512 unit.

“Saya optimistis target itu tercapai karena penjualan alat berat UNTR sudah shifting ke sektor konstruksi. Pemerintah tengah menggenjot proyek konstruksi dan infrastruktur,” ungkap Andy kepada KONTAN, belum lama ini.

Dalam risetnya Andy mencatat, di sektor konstruksi UNTR telah menguasai PT Acset Indonusa Tbk (ACST) dengan kepemilikan 50,1% pada 2015. Meski pendapatan ACST hanya 3,6% total pendapatan UNTR di semester I-2016, Andy percaya ACST menjadi pendorong pertumbuhan kinerja UNTR karena permintaan yang tinggi.

Andy memprediksi, kinerja keuangan UNTR berpotensi naik tahun ini seiring meningkatnya harga batubara global. Tahun lalu, kinerja UNTR tertekan karena harga batubara terpangkas. Dia memperkirakan harga rata-rata batubara tahun ini di US$ 55 per ton atau naik 2,6% (yoy).

Sementara Analis BNI Securities Thennesia Debora menilai, kinerja UNTR tahun ini masih tertekan. Pasalnya harga batubara masih rendah yang turut berimbas pada penurunan penjualan alat berat, yang mayoritas berhubungan dengan bisnis batubara.

Pada tahun lalu, UNTR menjadi kontributor penurunan laba bersih kedua terdalam di Grup Astra. “Tahun ini diperkirakan masih sama,” kata Thennesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×