kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,64   8,28   0.89%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan naik 11%, kerugian bersih Solusi Bangun (SMCB) justru membesar


Selasa, 02 April 2019 / 15:23 WIB
Pendapatan naik 11%, kerugian bersih Solusi Bangun (SMCB) justru membesar


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar semen masih menantang pada sepanjang tahun lalu. Ini tampak dari kinerja keuangan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) yang mencetak kerugian lebih besar di tengah kenaikan pendapatan.

Berdasarkan laporan keuangan SMCB, perusahaan yang baru saja dibeli oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ini mencatat pertumbuhan penjualan 10,66% menjadi Rp 10,38 triliun pada tahun 2018 dibandingkan pendapatan tahun 2017 yang mencapai Rp 9,38 triliun.

Hal tersebut didorong oleh volume penjualan semester II 2018 yang meningkat. Total volume penjualan semen dan klinker meningkat 6,3%, dari 11 juta ton di 2017 menjadi 11,7 juta ton di 2018. "Pendapatan meningkat 11% year on year (yoy) menjadi Rp 10,37 triliun di 2018. Dari sektor infrastruktur dan ritel, volume penjualan semen naik 9%, menjadi 10,6 juta ton," sebut Diah Sasanawati, Corporate Communications Manager SMCB dalam siaran pers, Selasa (2/4).

Unit bisnis agregat dan beton jadi, mencatat pertumbuhan penjualan yang cukup kuat. Penjualan agregat tumbuh 39% dari Rp 143,87 miliar di 2017 menjadi Rp 199,85 miliar di 2018. Layanan konstruksi lainnya turut tumbuh dari Rp 385,61 miliar di 2017 menjadi Rp 406,19 miliar di 2018.

Meski demikian SMCB masih mencatat rugi bersih sebanyak Rp 827,98 miliar. Kerugian ini bertambah 9,23% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 758,04 miliar.

Di tengah kenaikan pendapatan yang mencapai 10,66%, beban pokok pendapatan SMCB naik lebih tinggi. Beban pokok pendapatan SMCB naik 16,24% menjadi Ro 8,73 triliun dari sebelumnya Rp 7,51 triliun.

Alhasil, margin laba kotor turun menjadi 15,80% dari sebelumnya 19,94%. Selain beban pokok pendapatan, kenaikan beban pun terjadi pada beban distribusi, beban penjualan, serta rugi selisih kurs..

SMCB mengungkapkan, pasca akuisisi oleh Semen Indonesia Group pada 31 Januari 2019 lalu, SMCB fokus pada efisiensi, sinergi, serta perluasan jangkauan pasar dan penetrasi solusi inovatif untuk proyek-proyek infrastruktur.

Sekadar informasi, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) melaporkan penjualan semen dalam negeri pada sepanjang 2018 naik 4,9% menjadi 69,51 juta ton dari 66,35 juta ton di 2017. Sementara volume penjualan ekspor juga naik 97%, dari 2,9 juta ton di 2017 menjadi 5,7 juta ton di 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×