kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penawaran obligasi ritel online mulai H1-2018


Sabtu, 18 November 2017 / 11:05 WIB
Penawaran obligasi ritel online mulai H1-2018


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk menyiapkan penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel secara online, pemerintah telah menggandeng sejumlah bank, perusahaan efek dan agen penjual reksadana. Penawaran surat utang ritel tersebut ditargetkan bisa terlaksana pada semester I-2018.

Berdasarkan keterangan tertulis dari Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pemerintah akan mengambil manfaat dari maraknya perkembangan transaksi secara elektronik. Maka, pemerintah merasa perlu melakukan terobosan atas mekanisme penerbitan SBN ritel. 

Harapannya, langkah ini dapat memperluas jangkauan basis investor, sekaligus meningkatkan kualitas keritelan investor. "Serta di saat bersamaan mensukseskan program financial inclusion”, papar Direktur SUN DJPPR, Loto Srinaita Ginting.

Menurut Loto, DJPPR bersama para mitra distribusi peserta pilot project telah melakukan dua kali uji coba sistem SBN ritel secara online pada pertengahan November, khususnya terkait registrasi profil individu dan informasi rekening investor. Beberapa kegiatan uji coba akan terus dilakukan hingga awal tahun 2018. SBN ritel ditargetkan go live pada semester I-2018.

Sebelumnya, Selasa (12/9) , Kementerian Keuangan menunjuk enam bank, satu perusahaan efek dan dua perusahaan financial technology (fintech) sebagai peserta pilot project pengembangan penjualan SBN ritel secara online. Institusi yang saat ini bersedia dan telah ditunjuk Kementerian Keuangan adalah Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, Bank Permata, Bank DBS, Trimegah Sekuritas Indonesia, Bareksa dan Investree.

Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, adanya jalur distribusi SBN yang baru bisa menambah jumlah investor ritel pemula atau baru. Menurut dia, saat ini porsi investor ritel hanya 2% dari kapitalisasi SBN. Ia berharap, dengan kehadiran sistem SBN ritel online ini, Indonesia bisa seperti negara maju, yang jumlah investor ritelnya jauh lebih banyak.

Desmon menilai program SBN ritel online ini bisa mendorong pendalaman proses transaksi keuangan. Oleh karena itu, investor yang dibidik sebaiknya investor ritel baru. "Selama ini jika pemerintah menjual ORI atau sukuk, yang mendominasi investor dari Pulau Jawa. Dengan adanya SBN ritel online, diharapkan investor di wilayah luar Pulau Jawa bisa tertangkap, karena kelas menengah terus bertumbuh," kata Desmon.

Jalur distribusi SBN ritel selama ini pun terbilang terbatas. Nah, dengan menggunakan teknologi digital, jalur distribusi diharapkan bisa makin besar, sehingga bisa menjaring banyak investor.

Agar program SBN ritel online berjalan lancar, Desmon menilai pemerintah juga perlu melakukan sosialisasi dan edukasi tentang surat utang. Dus, masyarakat lebih mengenal surat utang sebagai salah satu instrumen investasi.

Dengan makin lebarnya jalur distribusi, maka proyeksi target penerbitan SBN ke depan tentu bertambah. Hanya saja, Desmon mengatakan kendala yang mungkin timbul adalah terkait kupon yang pemerintah tawarkan. "Kupon yang ditawarkan SBN ritel online akan dibandingkan dengan bunga deposito," kata Desmon.

Desmon memprediksi pemerintah ke depan berpotensi memenangkan semua jumlah penawaran yang masuk pada SBN ritel online. Pemerintah diperkirakan akan memaksimalkan jumlah penawaran yang masuk, karena tahun depan pembiayaan negara cukup besar.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×