kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemulihan ekonomi tahun ini jadi kunci pertumbuhan emiten perbankan


Minggu, 10 Januari 2021 / 16:06 WIB
Pemulihan ekonomi tahun ini jadi kunci pertumbuhan emiten perbankan
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan potensi pemulihan ekonomi, para analis sepakat menilai emiten sektor perbankan punya prospek yang menarik. Pasalnya, dengan pertumbuhan ekonomi yang berpeluang kembali positif, saham-saham perbankan menjadi yang akan diuntungkan dengan kondisi tersebut.

Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun mengatakan, saat ini terjadi pergeseran dalam pergerakan pasar. Bila sebelumnya pasar digerakkan oleh likuiditas, kini pasar mulai digerakkan oleh pertumbuhan ekonomi sehingga saat ini merupakan fase transisi.

“Ketika vaksinasi terbukti efektif dan penanganan Covid-19 bisa lebih terkendali, fase transisi akan berjalan mulus. Jika bicara soal pasar yang digerakkan oleh pertumbuhan, saham-saham perbankan akan jadi salah satu sektor yang paling diuntungkan,” kata Lee kepada Kontan.co.id, Jumat (8/1).

Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis menambahkan, saat ini para investor juga sudah mulai beralih ke saham-saham yang secara value dinilai ketinggalan pada tahun lalu. Saham-saham perbankan adalah salah satunya. 

Edward menilai sektor perbankan masih cukup prospektif. Apalagi ketika aliran dana asing sudah mulai masuk kembali. 

Baca Juga: Bank BUMN pastikan biaya dana bakal tetap melandai di tahun 2021

Menurutnya, sentimen utama yang bisa menggaet investor asing untuk kembali masuk ke saham perbankan adalah perbaikan kualitas aset. Selain itu, penempatan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) juga akan sedikit membantu untuk meningkatkan pertumbuhan kredit tahun depan. 

“Kalau dilihat dari performa finansial, sebenarnya sangat tergantung dengan kondisi Covid-19. Jika bisa cepat dikontrol, maka biaya provisi tidak akan terlalu tinggi sehingga earnings juga bisa pulih atau bahkan membaik. Namun, jika sebaliknya, kualitas aset dan pertumbuhan kinerja perbankan dapat terdampak dan membuat earnings tetap lemah,” tambah Edward.

Sementara dari risiko yang membayangi, Edward melihat masih akan datang dari kualitas aset. Pasalnya, untuk saat ini kebanyakan bank besar sudah mencadangkan biaya provisi yang cukup besar pada 2020. 

Jika sampai kualitas aset makin memburuk, bukan tidak mungkin biaya provisi akan kembali tinggi pada tahun ini.

Ke depan, Lee meyakini prospek sektor perbankan masih akan menarik. Hal ini tercermin dari proyeksi Mirae Asset Sekuritas yang memperkirakan Return On Equity (ROE) emiten perbankan yang di-cover oleh Mirae akan tumbuh di kisaran 7%-16% pada tahun ini. 




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×