kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan melimpah, harga gas alam masih berpeluang tertekan


Selasa, 22 September 2020 / 21:44 WIB
Pasokan melimpah, harga gas alam masih berpeluang tertekan
ILUSTRASI. Pasokan yang melimpah dan permintaan yang minim akibat pandemi Covid-19 menjadi pemberat harga gas alam.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat melorot cukup dalam, harga gas alam diprediksi masih akan melanjutkan penurunan. Pasokan gas alam yang melimpah serta permintaan yang minim akibat pandemi Covid-19 menjadi pemberat harga gas alam.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (22/9) harga natural gas turun 9,27% ke level US$ 1,86 per mmbtu, dibandingkan penutupan akhir pekan lalu (18/9) di US$ 2,05 per mmbtu. Sedangkan sepanjang September 2020 harga gas alam sudah melorot sebanyak 29,28% dari capaian 31 Agustus 2020 yakni US$ 2,63 per mmbtu.

Crude oil commodity specialist dari ICDX Yoga Tirta mengungkapkan, Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa pasokan gas alam meningkat selama sepekan atau per 11 Septermber 2020. Jumlah tersebut meningkat dari 3,1 juta kaki kubik menjadi 3,6 juta kaki kubik. 

"Ditambah lagi, pernyataan bernada negatif dari EIA di awal pekan, bahwa konsumsi gas alam turun karena ekonomi yang melambat akibat Covid-19," kata Yoga kepada Kontan.co.id, Selasa (22/9). 

Baca Juga: Kenaikan harga batubara masih labil, simak rekomendasi saham batubara berikut

Berdasarkan data EIA, konsumsi gas alam per Juni 2020 mencapai 20,1 juta kaki kubik. Angka tersebut mencatatkan penurunan konsumsi dari catata Januari 2020 yang mencapai 25,4 juta kubik.

Meskipun begitu, Yoga menilai masih ada harapan bagi harga gas alam untuk kembali menanjak, asalkan muncul katalis positif. Adapun beberapa sentimen yang diharapkan mampu mendorong harga gas alam naik, yakni terkait badai tropis yang berpotensi mengganggu jadwal pengiriman dan juga produksi. "Tapi perlu diingat, kekhawatiran akan lesunya permintaan akibat lonjakan Covid-19 yang meningkat juga bakal jadi sentimen pengganjal," tandasnya.

Hingga akhir tahun, Yoga memperkirakan harga gas alam bergerak pada rentang resistance US$ 2,5 per mmbtu hingga US$ 2,8 per mmbtu. Sedangkan untuk kisaran support berpotensi di area US$ 1,5 per mmbtu hingga US$ 1,2 per mmbtu.

Baca Juga: Harga minyak acuan berbalik melemah setelah Libya kembali produksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×