kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar sepi, harga obligasi turun


Jumat, 24 Agustus 2012 / 21:08 WIB
Pasar sepi, harga obligasi turun
ILUSTRASI.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Masa libur perayaan Idul Fitri menyurutkan aktivitas di pasar obligasi. Akibatnya, harga beberapa seri surat utang negara (SUN) menurun ke level terendahnya sejak pertengahan Juli. Meski begitu, analis menyarankan investor tidak terburu-buru menambah kepemilikannya. Alasan mereka, data terbaru ekonomi domestik bisa membalikkan arah pergerakan harga.

Mengutip Inter Dealer Market Association (IDMA), indeks harga obligasi negara, Kamis (16/8), sebesar 107,93. Angka itu turun 0,16% dari hari sebelumnya. Padahal sepanjang bulan ini, harga obligasi terus menanjak dan baru bergerak melandai sehari sebelum cuti lebaran. Kemarin (23/8), indeks harga obligasi negara kembali naik 0,77% menjadi 108,76.

Data IDMA menunjukkan penurunan terjadi di semua obligasi yang termasuk seri acuan (benchmark) per penutupan kemarin (23/8). Harga seri obligasi FR0060 yang jatuh tempo April 2017 turun 0,02% ke 102,9 dengan yield 5,53% dari hari sebelumnya.

Harga seri FR0061 yang akan jatuh tempo 15 Mei 2022 juga turun ke level terendah sejak 16 Juli ke 107,6 dengan yield 5,957%. Jika dibanding hari sebelumnya, harga seri ini turun 0,29%.

Benchmark tenor 20 tahun FR0058 ditutup dengan yield 6,667% dan harga 117,25. Turun 0,43% dari hari sebelumnya. Sementara seri FR0059 bertenor 15 tahun turun 0,7% ke 105,5 dan yield 6,416%.

I Made Adi Saputra, Analis NC Securities mengatakan, penurunan harga terjadi karena investor mengantisipasi data inflasi Agustus akan lebih tinggi daripada ekspektasi.

Sementara, Kepala Riset Bagian Obligasi Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto, melihat, harga SUN masih banyak dipengaruhi investor asing. Pasalnya, investor domestik sudah banyak melakukan aksi ambil untung bulan ini.

Karena itu, Handy menyarankan Bank Indonesia (BI) menjaga rupiah agar tetap stabil. Dengan begitu, investor asing bisa terus masuk ke pasar obligasi. Saat ini, investor asing masih menunggu pengumuman The Federal Reserves soal stimulus.

Jika BI masih bisa menjaga rupiah di level Rp 9.500 per dollar AS, Handy yakin obligasi negara masih sangat menarik bagi investor asing. Sebab, yield SUN masih lebih tinggi dibandingkan negara lain.

Keputusan BI rate 13 September mendatang juga akan ditunggu pasar. Pasar memprediksi, BI akan mempertahankan BI rate di level yang sama hingga akhir tahun.

Namun, kemungkinan BI rate dinaikkan juga besar. Sebab, tinggi kian tinggi. Ini membuat investor menarik dana untuk merealisasikan keuntungan di pasar obligasi. Made menduga, investor baru akan kembali ke pasar obligasi di September.

Bisa kembali turun

Melihat kondisi itu , peluang bagi harga obligasi untuk turun lebih rendah lagi, masih terbuka. "Jadi saya sarankan bagi investor agar tetap menahan diri sampai akhir bulan ini," rekomendasi Made.

Made memprediksi, harga obligasi sampai akhir bulan akan mendatar. Ia beralasan, investor juga masih menunggu data inflasi dan keputusan soal potensi quantitative easing di Amerika Serikat.

Investor memang bisa masuk ke pasar obligasi di level rendah ini, namun pergerakan harga obligasi masih bisa turun lagi. Sentimen global masih kental dan belum bisa diprediksi. "Sebaiknya jangan masuk dulu," saran dia.

Jika Amerika kembali mengucurkan stimulus, likuiditas akan bertambah dan kemungkinan dana asing akan masuk lagi. Jika yang terjadi sebaliknya, harga SUN sulit naik.

Pada perdagangan kemarin, transaksi obligasi pemerintah juga belum bergairah. Nilainya hanya Rp 5,1 triliun untuk obligasi negara, sedang obligasi korporasi Rp 24 miliar. Made menduga, hingga akhir bulan, aktivitas perdagangan banyak dari perbankan.

Handy merekomendasikan investor masuk ke obligasi tenor pendek atau memanfaatkan kupon tinggi obligasi korporasi. Dia memprediksi, jika BI rate dipertahankan hingga akhir tahun, yield obligasi tenor 10 tahun bisa mencapai 5,9% di akhir tahun. Dia juga menyarankan investor masuk secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×