kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK: Industri perbankan tak perlu khawatir masuknya aliran dana ke pasar modal


Rabu, 02 Januari 2019 / 12:43 WIB
OJK: Industri perbankan tak perlu khawatir masuknya aliran dana ke pasar modal
ILUSTRASI. Pembukaan perdagangan saham 2019


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai industri perbankan seharunya tak perlu khawatir dengan peningkatan aktivitas penggalangan dana (raising fund) dari pasar modal. Pasalnya dana yang berhasil dikumpulkan di pasar modal tersebut akan kembali lagi ke industri perbankan.

"Walaupun ada rising fund di pasar modal pasti dananya pasti akan kembali ke perbankan. Tapi masalahnya adalah kapan kembali? Semakin dalam pasar modal maka dananya akan kembali ke perbankan, karena kantongnya di perbankan," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat membuka perdagangan saham perdana tahun 2019 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (2/1).

Oleh karena itu, OJK akan terus mendorong upaya pendalaman pasar modal di dalam negeri. Salah satunya adalah OJK bersama dengan BEI akan bersinergi dengan pemangku kepentingan lain terutama untuk meningkatkan jumlah emiten di Indonesia. Ia pun berharap emiten-emiten yang akan melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di tahun 2019 tidak hanya emiten berskala besar tapi juga emiten-emiten berskala menengah. "Jangan hanya emiten gajah-gajah saja," katanya.

Asal tahu saja, sepanjang tahun 2018, BEI berhasil memfasilitasi 57 emiten baru untuk go public di pasar modal Indonesia. Angka tersebut merupakan prestasi terbesar BEI sepanjang sejarah pasar modal Indonesia khususnya setelah privatisasi BEI tahun 1992.

Selain itu, OJK juga berkomitmen untuk memperluas instrumen pembiayaan yang ada pasar modal Indonesia. Perluasan tersebut salah satunya adalah menyiapkan instrumen baru yang ramah kepada emiten maupun investor berskala menengah ke bawah. "Kami akan memperluas instrumen, instrumen yang dikeluarkan medium skill jangan keduluan sama Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan ritel," kata Wimboh.

Kemudian, ia meminta kepada seluruh pihak untuk menjaga rasa optimismenya. Pasalnya, optimisme merupakan kunci bagi pasar modal untuk berkembang ke arah yang lebih baik. "Apabila timbul rasa pesimis, tentu investor pun enggan memasangkan modalnya di pasar modal" kata dia.

Terakhir, menurut Wimboh yang paling penting dari semuanya adalah menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, OJK bersama dengan pemangku kepentingan lainnya seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hingga Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo terus bersinergi dan melakukan berbagai cara untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×