kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi Rp 1 T, SSIA akan borong lahan


Sabtu, 27 Agustus 2016 / 17:55 WIB
Obligasi Rp 1 T, SSIA akan borong lahan


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) siap ekspansi. Pengembang kawasan industri Suryacipta Karawang ini berniat merilis obligasi maksimal Rp 1 triliun. Surat utang ini akan terbit dua seri bertenor masing-masing tiga tahun dan lima tahun. 

SSIA akan memakai sebagian besar dana hasil penerbitan obligasi untuk pengadaan lahan di Subang. Sisa dana untuk working capital.

Di semester I 2016, SSIA telah mengakuisisi lahan seluas 448 hektare di Subang. Kelak, di lokasi itu akan dibangun industrial estate dan residential.

"Tahun ini dan tahun depan, kami fokus akuisisi lahan di Subang, sementara di 2018 mungkin mulai pembangunannya," kata Hubungan Investor SSIA Erlin Budiman kepada KONTAN, Jumat (26/8).

Setelah mengakuisisi 448 ha lahan, SSIA akan melanjutkan proses akuisisi hingga 200 ha. Semula, SSIA menargetkan bisa mengakuisisi 300 ha untuk memperkuat cadangan lahan atau landbank.

Lantaran banyak tantangan, terutama masalah pendanaan, SSIA merevisi target tersebut menjadi 200 ha. 

Sejatinya Surya Semesta mengalokasikan belanja modal Rp 570 miliar. Perinciannya Rp 30 miliar ke sektor konstruksi, Rp 330 miliar untuk properti, dan Rp 210 miliar untuk hotel dan office tower.

Hingga kuartal I tahun ini, SSIA telah menyerap belanja modal antara Rp 100 miliar hingga Rp 200 miliar. "Mungkin di kuartal kedua, sekitar Rp 200 miliar-Rp 250 miliar yang terserap," jelas Erlin. 

Bermula dari PT Multi Investments Limited yang berdiri pada 15 Juni 1971, perusahaan ini bertransformasi menjadi PT Surya Semesta Internusa pada tahun 1995. Bisnis utama SSIA adalah jasa konstruksi, pengembang kawasan industri, properti komersial dan perhotelan. 

SSIA kemudian mendiversifikasi portofolionya, meliputi Suryacipta City of Industry, Graha Surya Internusa (dalam kondisi tak beroperasi dan akan dibangun kembali menjadi SSI Tower), Hotel Gran Melia Jakarta, Melia Bali Villas & Spa Resort, Banyan Tree Ungasan Resort di Bali dan Batiqa Hotels.

Bisnis SSIA mengalami pasang surut. Di semester pertama tahun ini, laba bersih SSIA merosot 64% year on year (yoy) menjadi Rp 91,51 miliar. Pendapatannya juga menyusut 17% (yoy) menjadi Rp 2,08 triliun.

Pendapatan sektor konstruksi menurun 27%, properti turun 15%, dan hospitality menyusut 7%. 

Sektor konstruksi berkontribusi 62% terhadap total pendapatan, penjualan lahan properti menyumbang 23%, dan hospitality 15%. Hingga akhir tahun, SSIA membidik pendapatan Rp 4,5 triliun. "Karena market agak sulit diprediksi, kami juga sulit memprediksi bottom line sampai akhir tahun," ungkap Erlin.

Selain akuisisi, SSIA berencana mendirikan perusahan patungan dengan salah satu emiten properti untuk membangun kawasan industri di Karawang. Namun Erlin belum bisa membeberkan nilai investasinya.

Yang jelas, manajemen berharap di kuartal keempat sudah ada proses penandatanganan kontrak sehingga di tahun depan bisa mulai konstruksi.

Di sektor konstruksi, SSIA terus menggarap proyek berupa office tower, rumah sakit, sekolah dan pusat belanja. Hingga semester pertama, kontrak baru yang diraih SSIA sebesar Rp 1,2 triliun.

Padahal manajemen menargetkan mengantongi kontrak baru sebesar Rp 3,3 triliun.

Sementara untuk tiga hotel yaitu Hotel Gran Melia Jakarta, Melia Bali Villas & Spa Resort, Banyan Tree Ungasan Resort Bali, Erlin mengaku ketiganya sudah menghasilkan laba yang cukup.

Dari okupansinya, tiga hotel ini masih bisa dikembangkan. Okupansi Banyan Tree sebesar 60% Hotel Melia Jakarta 50%, dan Melia Bali Resort sudah 80%.

Untuk Batiqa Hotel, SSIA telah memilikinya di Karawang, Cirebon, Jababeka dan Palembang. "Hari ini (26/8) kami resmi membuka Batiqa Hotel di Pekanbaru. Kemungkinan pertengahan September, SSIA membuka cabang di Lampung," kata Erlin.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×