kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,73   8,13   0.82%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

NIM tertekan, emiten perbankan masih bisa jadi pilihan


Senin, 16 Juli 2018 / 09:01 WIB
NIM tertekan, emiten perbankan masih bisa jadi pilihan
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Yoliawan H | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate sebanyak 100 bps selama tahun 2018 menjadi 5,25%, net interest margin (NIM) perbankan rawan menjadi tertekan.

Sebut saja BMRI, bank plat merah ini memproyeksikan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akan mengarah ke 5,7% di akhir tahun ini. Saat ini, NIM bertengger di level 5,8%.

Tapi di kondisi ini membuat perbankan harus memutar otak agar NIM mereka dapat terjaga sehingga laba dapat optimum. Salah satunya dengan efisiensi. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Mei 2018, 10 bank besar mencatat penurunan biaya operasional 2,7% yoy.

William Hartanto, analis Panin Sekuritas mengatakan, risiko NIM tertekan itu ada tapi emiten tentunya sudah menyiapkan strategi antisipasi.

“Penyesuaian bunga juga akan dilakukan perbankan. Jadi efeknya seharusnya tidak akan besar ke pendapatan bank,” ujar William kepada Kontan.co.id, Minggu (15/7).

Di sisi lain, pendapatan yang didapatkan bank di luar bunga juga dapat mendorong bank dari sisi fundamental. Menurutnya untuk investor jangka panjang, boleh mulai siapkan strategi setelah rilis laporan keuangan kuartal II.

“Sedangkan dalam jangka pendek saham seperti BBCA, BBTN, BDMN, BBRI masih direkomendasikan melihat pergerakan secara teknikalnya cukup menjanjikan,” ujar William.

Pun, kenaikan bunga ini sasarannya dalam rangka menyelamatkan nilai tukar rupiah sehingga, katalis positif tentu akan dirasakan emiten bank. Investor sudah bisa mulai cicil beli dengan target harga BBCA 25.000, BBTN 3.000, BDMN 7.000 dan BBRI 3.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×