kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak WTI tembus US$ 51, ini pendorongnya


Jumat, 09 Desember 2016 / 18:55 WIB
Minyak WTI tembus US$ 51, ini pendorongnya


Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Kenaikan harga minyak mentah WTI masih terus berlangsung di atas level US$ 51 per barel. Kali ini pertemuan OPEC pada 10 Desember 2016 besok kembali mengangkat pamor harga minyak WTI.

Mengutip Bloomberg, Jumat (9/12) pukul 17.27 WIB harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange terangkat 0,54% di level US$ 51,16 per barel dibanding hari sebelumnya.

Dukungan terbaru datang dari keputusan Rusia untuk memangkas produksinya sebesar 300.000 barel per hari jika para produsen OPEC nantinya sepakat dan benar menjalankan rencana pemangkasan produksinya. Memang pada pertemuan besok di Wina, Austria, OPEC sudah mengundang 14 negara produsen termasuk Meksiko dan Oman.

OPEC akan menerima pemangkasan produksi dalam jumlah tertentu dari beberapa produsennya,. Dengan tujuan secara total memangkas sekitar 1,2 juta barel per hari.

“Fokus pasar saat ini sepenuhnya tertuju pada diskusi antara OPEC dan non OPEC besok. Arah pergerakan harga minyak WTI sudah mengarah ke level US$ 55 per barel. Namun jika harga melambung lebih tinggi lagi bukan tidak mungkin kenaikan pasokan akan kembali terasa di pasar global,” analisis Jonathan Barrat, Chief Investment Officer Ayers Alliance Securities seperti dikutip dari Bloomberg.

Berkaca pada keadaan fundamental ini, Hedge Fund Manager Pierre Andurand menduga dengan kombinasi pemangkasan produksi OPEC dan Rusia maka harga minyak mentah WTI berpotensi naik ke level US$ 70 per barel hingga akhir semester satu tahun 2017 mendatang. Sampai saat ini sentimen positif juga datang dari langkah Saudi Aramco.

Perusahaan minyak terbesar Arab Saudi ini sudah mengumumkan kepada para konsumennya bahwa akan ada penurunan jumlah pengiriman minyak mentah, sejalan dengan kesepakatan OPEC memangkas produksi pada 2017 nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×