kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minim sentimen, euro tertekan dollar AS


Selasa, 07 November 2017 / 17:53 WIB
Minim sentimen, euro tertekan dollar AS


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Euro terlihat tertekan di hadapan dollar AS. Korting pembelian obligasi oleh European Central Bank (ECB) membuat pelaku pasar condong bergerak ke Amerika Serikat yang memberikan sinyal perekonomian positif.

Mengutip Bloomberg, Selasa (7/11) pukul 15:15 WIB, pasangan EUR/USD melemah 0,19% ke level US$ 1,1588 per euro dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan, pasangan ini telah melemah 0,5% dari US$ 1,1646.

Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudi menjelaskan, pergerakan Euro sedang tumpul akibat putusan gubernur ECB Mario Draghi yang memangkas beli surat utang Uni Eropa. Dengan keadaan tersebut, pasar mulai khawatirkan prospek laju inflasi zona tersebut.

"Pasar akan nantikan pidato Draghi nanti malam, kemungkinan membahas kebijakan inflasi dan akan mempertahankan suku bunga ECB," jelas Nanang kepada KONTAN, Selasa (7/11).

Menurut Nanang, ECB menargetkan inflasi tahun ini akan mendekati 2%, namun realisasinya bisa meleset karena data terbaru, yakni produksi industri Jerman bulan September malah defisit 1,6% yang meleset jauh dari prediksi pasar di minus 0,7%. Efeknya, bila inflasi masih dibawah target, ECB bisa menahan suku bunga di posisi saat ini dan melambatkan laju ekonomi. Penekanan ini seakan mengindikasikan Euro sedang kurang percaya diri dengan perekonomiannya.

Sekadar informasi, pada pukul 10:00 CET hari ini, gubernur ECB Mario Draghi akan melakukan pidato pembukaan untuk Forum on Banking Supervision di Frankfurt, Jerman. Nanang menjelaskan, bila Draghi memberikan kepastian akan kenaikan inflasi atau revisi positif pada kebijakan tappering, euro bisa bangkit lagi,

Sedangkan dari sisi greenback, Amerika Serikat terus memberikan sinyal yang baik akibat reformasi kebijakan moneter menaikkan suku bunga dan fiskal yang akan mereformasi pajak korporasi.

Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan akan memangkas pajak korporasi. Sebelumnya ia menjanjikan pangkas sebanyak 30% sebelum mengkoreksinya menjadi 20%. Kemungkinan revisi ini adalah untuk mengamankan kas masuk negara.

"Tapi yang jadi misteri adalah bagaimana dengan pajak individu, ini yang bakal dinantikan pasar," jelas Nanang.

Di sisi lain, pensiun dini William Dudley yang mengampu posisi gubernur Bank Sentral New York tidak bakal mempengaruhi dollar secara signifikan. Pasalnya, Dudley kerap menentang kebijakan hawkish dan baru akan keluar dari kantornya pada pertengah 2018 esok. Pasar juga akan lebih tertarik pada pelantikan gubernur baru pada tahun depan.

Secara teknikal, semua indikator memberikan sinyal jual. Hal ini terlihat dari indikator relative strength index (RSI) juga menunjukan area negatif di 37,55%. Kemudian, dan moving average convergence divergence (MACD) berada di area negatif. Pun indikator moving average (MA) berada di bawah MA 13, MA 26 dan MA 100 dan Stochastic bergerak turun berada 20% mendekati zona oversold.

Nanang memberikan rekomendasi Sell, dengan pasangan support dan resisten berikut:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×