kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski PER IHSG tinggi, investor bisa pilih saham penghuni bursa yang masih murah


Kamis, 06 Desember 2018 / 22:55 WIB
Meski PER IHSG tinggi, investor bisa pilih saham penghuni bursa yang masih murah
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Auriga Agustina | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengutip data Bloomberg, price to earning ratio (PER) IHSG termasuk paling tinggi di antara bursa Asia yakni mencapai 19,46 kali. Level tersebut melampui PER indeks bursa regional lainnya. Taiwan Taiex dan Hang Seng yang masing-masing berada pada level di kisaran 14 kali.

Menurut Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman, PER IHSG relatif tinggi karena earning growth IHSG lebih besar dibandingkan dengan rata-rata earning growth bursa regional lainnya yang hanya sekitar 10% sedangkan IHSG bisa 15%.

Norico mengatakan, meski PER IHSG lebih tinggi jika dibandingkan dengan bursa-bursa ragional lain, valuasi saham-saham di Indonesia belum terlalu mahal jika dibandingkan dengan saham-saham di bursa regional. "Hal ini merefleksikan masih adanya potensi apresiasi harga saham di bursa Indonesia,” kata Norico, Kamis (6/12).

Kepala Riset Kapital Indonesia Alfred Nainggolan beranggapan, salah satu penyebab PER IHSG lebih tinggi adalah pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang stabil dan rata-rata price earning emiten yang ada di bursa. “PER IHSG kita 19,46 kali salah satunya penyebabnya adalah growth earning emiten kita double digit,” ungkapnya

Alfred mengatakan PER tidak akan menjadi masalah jika pasar memperhatikan ekonomi kita yang terus tumbuh dan cukup stabil. Kendati demikian, jika IHSG terus naik tetapi indeks lain tidak ikut naik, maka PER kita akan semakin tinggi. Artinya semakin besar selisih PER bursa Indonesia dengan bursa regional lainnya, investor akan berpikir untuk mengurangi saham-saham di Indonesia.

“Misalnya PER kita 19 kali sementara Hang Seng 14 kali. Terus IHSG kita naik lagi ke 6.300. PER-nya tentu naik, Hong Kong tidak berubah indeksnya. Orang akan berpikir beli di Bursa Hong Kong saja karena lebih murah,” kata dia.

Meski begitu Alfred memprediksi IHSG akan mengalami penguatan di level 6.300 hingga akhir tahun. Senada, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menganggap, PER IHSG yang cukup tinggi terkerek oleh saham yang memiliki kapitalisasi besar seperti Unilever dan Sampoerna. “Saham-saham consumer goods tersebut memiliki valuasi yang tinggi. Mereka berhasil menggerek PER jadi tinggi pula,” katanya.

Menurut Hans, PER akan menjadi perbandingan investor untuk masuk ke bursa. Namun karena PER IHSG yang tinggi terkerek oleh saham berkapitaliasi besar, maka investor akan menimbang saham per saham, bukan saham secara keseluruhan untuk masuk. Dia memprediksi, hingga akhir tahun ini IHSG akan berada di level 6.162 dan 7.000 pada tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×