kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,53   -6,82   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski indeks saham properti masih tertekan, sektor properti tetap prospektif


Kamis, 25 Maret 2021 / 16:08 WIB
Meski indeks saham properti masih tertekan, sektor properti tetap prospektif
ILUSTRASI. Indeks saham properti masih tertekan, namun sektor properti tetap prospektif, apalagi ada insentif ke sektor ini.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal 2021 hingga Rabu (24/3) indeks IDX properti tercatat masih melemah 1,99%. Tekanan juga terlihat pada indeks saham sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan yang melemah 4,34% ytd.

Meski begitu, analis Maybank Kim Eng Sekuritas Aurellia Setiabudi optimistis, guyuran insentif untuk sektor properti akan membantu prospek sektor ini tetap positif. Insentif berupa relaksasi uang muka dan pajak pertambahan nilai (PPN) seharusnya dapat mendorong peningkatan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) secara agregat sekitar 14% di tahun ini dan 10% di 2022.

"Pemulihan pada pendapatan dan rendahnya tingkat gearing seharusnya bisa meningkatkan laba ke depannya," imbuh Aurellia, Kamis (25/3).

Baca Juga: Sejumlah pengembang properti mengkaji penyesuaian harga

Bahkan, Aurellia memprediksi, insentif moneter dan fiskal ini masih akan berlanjut hingga akhir 2022. Tim ekonom Maybank Kim Eng Sekuritas juga memprediksi kebijakan moneter akan tetap ekspansif hingga akhir 2021 dengan tingkat suku bunga tetap di level terendahnya yaitu 3,5%. Dus, dia memprediksi marketing sales tumbuh dua kali lipat di 2021 dan 2022.

Lebih lanjut, saat ini pengembang properti dinilai memiliki tingkat leverage yang prudent dan pendapatan berulang (recurring income) yang tinggi. Kondisi ini juga diharapkan bisa mendukung bisnis properti di tahun ini.

Pelonggaran aturan pencairan kredit properti juga akan memudahkan kebutuhan modal kerja pengembang. Sementara itu, Aurellia mengantisipasi pendapatan sewa dari mal dan hotel mulai pulih pada semester II-2021 karena program vaksinasi massal. Faktor-faktor tersebut diprediksi akan mendukung pertumbuhan laba (earning per share/EPS) dalam jangka menengah.

"Dampak positif dari dukungan makro terhadap penjualan properti akan menjamin valuasi yang lebih tinggi lagi," jelas Aurellia.

Saat ini saham sektor properti diperdagangkan 65% terdiskon dari RNAV 5 tahun. Aurellia menaikkan seluruh target harga saham pada 6 pengembang properti yang dikaver Maybank Kim Eng Sekuritas, dengan pilihan utama PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Ciputra Development (CTRA).

CTRA menjadi pilihan utama lantaran memiliki portofolio hunian tapak yang besar di Indonesia, dan diprediksi mendapatkan keuntungan dari stimulus saat ini. Sedangkan PWON menjadi pilihan utama lantaran memiliki neraca keuangan yang solid, didukung dengan pemulihan bisnis mal dan hotel.  

Adapun target harga untuk saham CTRA sebesar Rp 1.400 dan PWON Rp 820 per saham. Sementara, target harga saham ASRI Rp 400, BSDE Rp 1.850, LPKR Rp 265 dan SMRA Rp 1.250 per saham.

Selanjutnya: Meski diguyur insentif, indeks sektor properti masih melemah sejak awal 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×