kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,46   -25,27   -2.62%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merugi di kuartal pertama 2020, bagaimana prospek saham PT Timah (TINS)?


Senin, 29 Juni 2020 / 16:06 WIB
Merugi di kuartal pertama 2020, bagaimana prospek saham PT Timah (TINS)?
ILUSTRASI. Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) meninjau komoditas Timah Batangan produksi PT Timah (Persero) di salah satu gudang di Bangka Belitung beberapa waktu yang lalu.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja PT Timah Tbk (TINS) mengalami tekanan sepanjang tiga bulan pertama 2020. TINS menanggung kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp 412,85 miliar.

Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya TINS masih membukukan laba bersih senilai Rp 301,27 miliar.

Meski demikian, pendapatan TINS mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Tercatat, kuartal I-2020 TINS membukukan pendapatan senilai Rp 4,38 triliun, naik 5,2% dari pendapatan tahun sebelumnya yang hanya Rp 4,16 triliun.

Baca Juga: Rekap kinerja emiten tambang BUMN: PTBA masih untung, TINS dan ANTM rugi di kuartal I

Kinerja emiten tambang pelat merah ini masih memiliki peluang untuk membaik. Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan membuat beberapa asumsi untuk memperkirakan kinerja TINS di tahun 2020 dan 2021.

Meilki memperkirakan, produksi bijih timah hingga akhir tahun ini mencapai 58.391 ton sementara untuk proyeksi produksi tahun 2021 sebesar 61.311 ton.

Karena konsumsi akan turun di semester pertama 2020 akibat pandemi Covid-19, volume penjualan timah olahan TINS diperkirakan sebesar 56.930 ton pada 2020 dan sebesar 59.777 ton pada 2021.

Adapun harga jual rerata atau average selling price (ASP) TINS pada tahun ini diperkirakan sebesar US$ 15.691 per ton dan US$ 17.665 per ton pada tahun 2021.

“Sementara untuk tahun 2020, kami memperkirakan harga timah global rata-rata menjadi US$ 16.109 per ton,” tulis Meilki dalam riset, hari ini (29/6).

Baca Juga: Ini dia saham-saham pemenang di pasar saham Indonesia

Meilki menilai, pandemi Covid-19 adalah faktor utama penyebab turunnya kinerja TINS pada kuartal I-2020. NH Korindo Sekuritas memprediksi, kinerja keuangan TINS pada kuartal II-2020 akan lebih rendah dari kuartal I-2020.

Akan tetapi, Meilki optimis bahwa kinerja semester kedua 2020 akan lebih baik karena TINS telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengurangi risiko, diantaranya memangkas biaya operasi (opex) sekitar 30% hingga menerapkan supply chain financing untuk mengurangi biaya bunga.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×