kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meneropong prospek saham-saham big cap hingga akhir 2020


Kamis, 08 Oktober 2020 / 05:05 WIB
Meneropong prospek saham-saham big cap hingga akhir 2020


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan terhadapIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2020 ini sebagian besar berasal dari tergerusnya saham-saham big cap akibat pandemi Covid-19.

Tiga saham utama yang menjadi pemberat pergerakan IHSG adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Saham BBRI melemah 27,5% ke level Rp 3.190, TLKM turun 33,2% ke level Rp 2.650, BBCA turun 14,7% ke level Rp 28.500.

Baca Juga: IHSG berpeluang menguat pada Kamis (8/10), saham-saham ini bisa ditimbang-timbang

Adapun kapitalisasi pasar BBRI tercatat sebesar Rp 390 triliun, TLKM sebesar Rp 263 triliun dan BBCA sebesar Rp 696 triliun.

Selain tiga besar saham pemberat tersebut, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga masuk dalam peringkat lima besar pemberat IHSG.

Saham BMRI telah turun 28,3% sejak awal tahun ke level Rp 5500 dan HMSP turun 30,2% ke level Rp 1.465. Kapitalisasi BMRI tercatat sebesar Rp 254 triliun dan HMSP sebesar 170 triliun.

Senior Vice President Research kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan kelima saham big caps tersebut mempunyai pengaruh bobot luar biasa kepada IHSG tetapi juga Morgan Stanley Index (MSCI Index) yang banyak digunakan sebagai referensi fund manager internasional besar seperti Blackrock dan Franklin Templeton.

Baca Juga: IHSG merosot 20,56% dari awal tahun, cermati rekomendasi saham penggerus IHSG ini

"Sehingga ketika investor asing menarik modalnya, yang terjadi pada saat Maret 2020 lalu ketika The Fed belum quantitative easing, yang akan dilakukan fund manager international tersebut akan mengurangi bobot portofolio yang berisi kelima saham tersebut," jelas Janson menjelaskan penyebab kelima saham tersebut mengalami penurunan, Rabu (7/10).




TERBARU

[X]
×