Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas nilai tukar rupiah diperkirakan masih cukup besar dalam beberapa waktu ke depat. Apalagi, Amerika Serikat (AS) belum memutuskan kapan akan menggelontorkan stimulus raksasanya tersebut.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana memprediksi, paket stimulus AS berpotensi diumumkan dalam waktu dekat. Meskipun masih ada perdebatan nilai stimulus yang akan digelontorkan antara partai Demokrat dan partai Republik, peluang untuk meloloskan stimulus cukup besar.
"Donald Trump masih akan diusung pada pemilihan presiden AS mendatang. Jika (stimulus) terlambat, kami pikir itu akan menjadi bulan-bulanan partai Demokrat," ungkap Fikri kepada Kontan.co.id, Kamis (27/8).
Baca Juga: Kurs rupiah berpeluang menguat jelang akhir pekan, ini sebabnya
Apalagi, Fikri menekankan bahwa untuk semua mata uang di seluruh dunia, perkembangan stimulus AS cukup menjadi perhatian utama saat ini. Pasalnya, jika stimulus benar digelontorkan, maka akan menggerakkan indeks dolar. "Kami harap, dengan disahkannya paket stimulus baru AS akan mampu menjadi angin segar tambahan bagi pergerakan mata uang Garuda," imbuh Fikri.
Prediksi dia, selama penantian paket stimulus AS nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 14.540 per dolar AS hingga Rp 14.740 per dolar AS.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai pergerakan rupiah cenderung menguat dengan hadirnya rencana paket stimulus baru AS yang saat ini ditunggu pasar. Hal tersebut disertai dengan menurunnya indeks dolar hingga 0,29% dalam sepekan terakhir. "Dollar AS kurang diminati meskipun stimulus menjadi harapan ekonomi AS agar mengalami percepatan recovery," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Kamis (27/8).
Baca Juga: Stimulus AS masih akan menjadi penggerak rupiah jelang akhir pekan
Adapun besaran stimulus AS diprediksi Bhima akan berada di bawah stimulus sebelumnya. Hal itu menyusul munculnya usulan partai Republik untuk menggelontorkan stimulus dengan jumlah yang lebih kecil.
Di samping itu, Bhima menilai terhambatnya penguatan greenback lantaran kembali meningkatnya ketegangan antara AS dengan China di laut China Selatan. Alhasil, risiko geopolitik di kawasan tersebut kembali meningkat.
Untuk itu, Bhima memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 14.550 per dolar AS hingga Rp 14.620 per dolar AS. Harapannya, paket stimulus AS bakal disetujui pekan ini atau awal September 2020.
Baca Juga: Menanti pidato The Fed, rupiah punya peluang menguat di akhir pekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News