Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah sedang jor-joran mendorong ekspansi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Beberapa emiten pelat merah akan mendapat guyuran dana triliunan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang akan dieksekusi melalui proses rights issue.
Aksi korporasi ini dinilai bakal menjadi incaran investor dan bisa meningkatkan gairah pasar modal tahun depan. Beberapa emiten yang bersiap menadah kucuran dana segar pemerintah pada tahun depan di antaranya, PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Selain itu, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) juga akan disuntik modal. Direktur Utama PTPP, Bambang Triwibowo mengatakan, tahun depan, PTPP akan mendapat suntikan dana PMN senilai Rp 2,25 triliun. Nilai rights issue diharapkan mencapai Rp 4,2 triliun.
"Kami mempunyai beberapa proyek besar. Selain dari rights issue kami akan tetap membutuhkan dana eksternal dari pinjaman," ujar Bambang, kemarin.
Sementara itu, WIKA membidik rights issue senilai Rp 6,1 triliun dengan PMN Rp 4 triliun. Hasilnya akan dipakai untuk proyek kawasan industri Kuala Tanjung, jalan tol dan pembangkit listrik. Lalu, JSMR akan mendapatkan guyuran PMN sebesar Rp 1,25 triliun.
Direktur Keuangan JSMR Reynaldi Hermansjah mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan dalam menggarap jalan tol yang ada saat ini.
Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities, memaparkan, banyaknya emiten konstruksi dan infrastruktur yang akan mendapat suntikan modal akan membuat pasar lebih meriah di tahun depan.
Apalagi, emiten konstruksi dan infrastruktur memang tengah menjadi bidikan para investor. "Kemungkinan investor akan mengeksekusi hak mereka di aksi korporasi tersebut," ujar Edwin, Selasa (27/10).
Ia mencontohkan, saat ini WIKA dan PTPP masih menjadi primadona. Maklum, kinerja keduanya masih terkerek oleh pencapain proyek infrastruktur bernilai jumbo. Meski demikian, Edwin menilai, return investasi WIKA masih lebih lambat dibandingkan PTPP.
Tapi keduanya diperkirakan tetap menorehkan kinerja baik di tahun ini. Geliat JSMR dalam pembangunan beberapa jalan tol baru juga menjadi salah satu daya tarik bagi investor jangka panjang.
Edwin menilai, saham-saham emiten BUMN konstruksi lebih menarik jika dibandingkan rights issue emiten BUMN sektor industri, seperti KRAS dan sektor komoditas, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Pasar akan membaik
Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee juga menilai, baik WIKA, PTPP dan JSMR akan diuntungkan dengan kondisi pasar yang diprediksi bisa membaik di tahun depan. Apalagi, emiten-emiten BUMN tersebut menggunakan dana rights issue untuk ekspansi, bukan untuk membayar utang.
Dengan kondisi pasar yang membaik, emiten bisa mendapatkan hasil rights issue dengan nilai maksimal. "Investor juga akan diuntungkan dari prospek fundamental emiten itu," ujarnya.
Edwin memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa mencapai angka 5,2% sampai 5,4%, lebih baik dibandingkan prediksi tahun ini sebesar 4,7%. Sehingga ada harapan, IHSG akan mengerek kenaikan saham-saham BUMN tersebut.
Edwin maupun Hans masih merekomendasikan buy untuk saham-saham seperti PTPP, WIKA, dan JSMR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News