kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Mulia Industrindo (MLIA) anjlok 24% menjadi Rp 55 miliar di kuartal I 2019


Kamis, 02 Mei 2019 / 22:40 WIB
Laba Mulia Industrindo (MLIA) anjlok 24% menjadi Rp 55 miliar di kuartal I 2019


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) turun 41% menjadi Rp 1 triliun di kuartal I tahun 2019. Padahal di kuartal yang sama tahun sebelumnya, penjualan MLIA mencapai Rp 1,7 triliun.

Penurunan ini terjadi karena MLIA tidak lagi menjual produk Mulia Keramik. Penurunan penjualan ini menyeret laba MLIA yang anjlok 24,13% yoy menjadi Rp 55 miliar dibandingkan periode sama 2018 yang sebesar  Rp 72,5 miliar. 

"Terhitung 1 Januari 2019 produk Mulia Keramik sudah tidak dijual lagi," kata Corporate Secretary PT Mulia Industrindo Tbk. Henry Bun ketika dihubungi Kontan, Kamis (2/5).

Henry mengatakan, di kuartal I ini ada penurunan penjualan kaca dan botol, meski tidak signifikan. Pada Oktober tahun 2017, MLIA melakukan divestasi anak perusahaan keramik. Terhitung sejak awal tahun, produk perusahaan hanya float glass, glass containerm glass block, dan automotive safety glass.

"Divestasi dilakukan agar pertumbuhan perusahaan ke depannya menjadi leibh baik. Kalau konsolidasi dengan keramik nanti hasilnya kurang baik," tambahnya lagi. 

Henry melanjutkan penurunan laba terjadi merupakan sesuatu yang wajar karena aktivitas di awal tahun tidak sebanyak ketika memasuki kuartal dua. Ditambah lagi, di kuartal satu ini ada pemilihan umum (pemilu) Presiden dan Legeslatif.

Henry yakin di kuartal dua nanti akan lebih baik, sebab aktivitas mulai meningkat apalagi ada momentum puasa dan lebaran. Hingga akhir tahun, perusahaan menargetkan keuntungan sebesar Rp 220 miliar hingga Rp 230 miliar. Melihat kinerja perusahaan di kuartal satu mereka optimistis target tersebut akan tercapai.

"Sebenarnya kami masih on track kok, tidak ada masalah," kata Henry.

Terkait belanja modal yang terserap sejauh ini, Henry memaparkan jumlahnya masih sangat sedikit, kurang lebih Rp 20 miliar dari total anggaran Rp 100 miliar. Adapun penyerapan sebesar Rp 20 miliar tadi digunakan untuk pergantian mesin-mesin yang sudah lama dan tidak ekonomis lagi.

Henry memberi catatan, alokasi ini adalah belanja modal rutin yang biasa dianggarkan perusahaan tiap tahun. Akan ada belanja modal yang lebih besar untuk ekspansi, namun untuk detailnya Henry belum bisa memberitahukannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×