kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih United Tractors (UNTR) turun 38% di kuartal ketiga, ini penyebabnya


Senin, 26 Oktober 2020 / 19:50 WIB
Laba bersih United Tractors (UNTR) turun 38% di kuartal ketiga, ini penyebabnya


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) sepanjang sembilan bulan pertama 2020 tertekan. Emiten pemegang merek alat berat Komatsu ini membukukan pendapatan bersih senilai Rp 46,46 triliun, turun 29,17% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya.

Alhasil, bottom line UNTR pun turut tergerus. Entitas usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini membukukan laba Laba setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 5,33 triliun, turun 38% dari torehan laba bersih pada periode sebelumnya yang mencapai Rp 8,64 triliun.

Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan United Tractors menyebut, penurunan kinerja UNTR pada sembilan bulan pertama 2020 disebabkan oleh menyebarkan pagebluk Covid-19 yang pada akhirnya melemahkan harga komoditas batubara. Bahkan, Sara menyebut, sebelum pandemi terjadi pun, harga emas hitam ini sudah kadung melemah.

“Jadi, keduanya memberi dampak negatif ke penjualan alat berat maupun kegiatan penambangan,” terang Sara saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Senin (26/10).

Baca Juga: Rugi Rp 753 miliar, berikut kata Acset Indonusa (ACST)

Secara rinci, UNTR mencatat volume penjualan alat berat Komatsu sebanyak 1.191 unit atau turun 54% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni sebanyak 2.568 unit. Penurunan harga komoditas dan aktivitas di semua sektor pengguna alat berat berdampak pada berkurangnya permintaan alat berat. Secara keseluruhan, pendapatan bidang mesin konstruksi turun sebesar 43% menjadi Rp 10,3 triliun.

Kemudian, unit usaha kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara membukukan pendapatan bersih sebesar Rp22,1 triliun atau turun sebesar 26%  secara tahunan.

Sementara unit usaha UNTR di bidang pertambangan batubara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 11% secara tahunan menjadi Rp 7,5 triliun dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batubara. Namun, total penjualan batubara Tuah Turangga Agung sampai triwulan ketiga tahun 2020 mencapai 7,1 juta ton (termasuk 1,2 juta ton batubara kokas), naik 11% dari periode yang sama tahun 2019.

Baca Juga: United Tractos (UNTR) menyebut kinerja operasional masih sesuai target

Penurunan juga dialami oleh unit usaha di bidang pertambangan emas  yang dijalankan oleh PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Sampai dengan September 2020, total penjualan dari tambang emas Martabe mencapai 256.000 ons atau turun sebesar 16% secara tahunan. Sehingga, pendapatan bersih unit usaha pertambangan emas turun sebesar 6% menjadi Rp 5,5 triliun.

Sementara  di unit usaha industri konstruksi lewat PT Acset Indonusa Tbk (ACST), sampai dengan triwulan ketiga tahun 2020 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 958 miliar atau turun 69% secara tahunan dari sebelumnya sebesar Rp 3,1 triliun. Pada kuartal ketiga, ACST membukukan rugi bersih sebesar Rp 753 miliar yang disebabkan oleh perlambatan pekerjaan beberapa proyek yang sedang berlangsung dan berkurangnya peluang memperoleh kontrak baru akibat dampak pandemi Covid-19.

Adapun selama pandemi, Sara menyebut UNTR melakukan ekstra protokol agar kegiatan operasional dapat tetap berjalan produktif tapi dengan tidak mengabaikan rasa aman dan terlindungi.

Baca Juga: Pasar mulai pulih, penjualan alat berat United Tractors (UNTR) naik di September 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×