kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih emiten di BEI tahun 2017 melesat 22,7%


Sabtu, 07 April 2018 / 11:30 WIB
Laba bersih emiten di BEI tahun 2017 melesat 22,7%


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski ekonomi dirundung pelemahan daya beli, ternyata kinerja emiten sepanjang tahun 2017 lalu cukup moncer. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, total laba bersih seluruh emiten di pasar modal melejit 22,7% dibandingkan di 2016.

Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, mengatakan, ada 406 emiten yang berhasil membukukan laba bersih. Dari jumlah tersebut, sebanyak 261 emiten sukses menorehkan pertumbuhan laba. Namun, 145 sisanya mencetak penurunan laba bersih.

Di sisi lain, ada 93 emiten yang masih harus menanggung kerugian dan ada sembilan emiten yang nilai ekuitasnya menurun. Tak hanya laba bersih, aset emiten di BEI juga meningkat sekitar 11,03% year on year (yoy) menjadi sekitar Rp 10.000 triliun.

"Laba bersih emiten tahun 2017 naik 22,74% dari sebelumnya Rp 813,3 triliun di tahun 2016 menjadi Rp 998,3 triliun di tahun 2017," ujar Samsul, Jumat (6/4).

Pertumbuhan laba bersih bahkan lebih tinggi ketimbang pertumbuhan pendapatan emiten di periode yang sama, yang cuma sekitar 12,9% yoy. Total pendapatan emiten mencapai Rp 2.758 triliun.

Analis Lotus Andalan Sekuritas Krishna Dwi Setiawan mengatakan, pertumbuhan laba emiten mencerminkan ekonomi Indonesia membaik. Hal ini pun bisa membuat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan tahun ini (IHSG) lebih optimistis.

Analis Paramita Alfa Sekuritas William Siregar menilai, beberapa sentimen positif turut mendukung kenaikan kinerja emiten pada 2017 lalu. Misalnya saja, penurunan tingkat suku bunga dan pulihnya harga komoditas.

Melandainya suku bunga berhasil menahan pelemahan daya beli masyarakat. Di sisi lain, langkah pemerintah menggenjot sejumlah proyek infrastruktur juga membuat kinerja emiten makin agresif.

Namun, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini kemungkinan akan lebih landai. Pasalnya, pasar banyak dibayangi sentimen negatif dari global, seperti kenaikan suku bunga The Fed.

Selain itu, harga komoditas tambang pun diramal akan lebih landai tahun ini. "Mungkin pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini ada di kisaran 15%," tandas Hans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×