Reporter: Andy Dwijayanto, Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Awal tahun ini, perekonomian Indonesia masih tampak lesu. Namun situasi itu belum sampai mengikis harapan dan menghentikan ekspansi usaha para pebisnis. Sejumlah emiten saham masih berniat menggelar ekspansi untuk menggenjot bisnis pada tahun ini.
"Ini waktunya bertumbuh," kata Presiden Direktur & CEO PT XL Axiata Tbk (EXCL) Dian Siswarini, awal pekan ini.
Emiten telekomunikasi itu menargetkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 7 triliun. Nilai tersebut naik 70% ketimbang tahun lalu yang sekitar Rp 4,1 triliun.
PT Martina Berto Tbk (MBTO) bahkan menganggarkan capex lima kali lipat dibandingkan tahun lalu, yakni Rp 53,2 miliar. Anggaran itu salah satunya untuk membeli merek Rudy Hadisuwarno.
Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), mengatakan, tahun ini SMGR menganggarkan capex sekitar Rp 7 triliun.
"Untuk pembangunan dan perluasan kapasitas Indarung IV dan Rembang, serta WHRPG power plant di Tuban," kata Agung, kemarin.
Empat emiten konstruksi pelat merah yakni WSKT, WIKA, PTPP dan ADHI menganggarkan capex Rp 24,5 triliun atau naik hampir tiga kali lipat dari capex tahun lalu. Tahun lalu, WIKA menganggarkan capex Rp 1,7 triliun.
"Tapi penyerapannya kami perkirakan hanya sekitar Rp 1 triliun," kata Suradi Wongso, Sekretaris Perusahaan WIKA baru-baru ini. K
endati berharap perbaikan, secara umum para emiten memilih berhati-hati menggelar ekspansi di tahun ini. Jika ekonomi membaik, barulah ekspansi agresif digelar. PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) misalnya, menyiapkan capex Rp 700 miliar- Rp 800 miliar.
"Mirip dengan tahun lalu yang sekitar Rp 700 miliar," tutur Danny Kojongian, Direktur dan Sekretaris Perusahaan MPPA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) memilih menahan diri mengembangkan proyek komersial, sembari menunggu pemulihan bisnis properti.
Dari sektor otomotif, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) hanya menganggarkan capex Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun, turun 44% daripada tahun lalu.
Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, menilai, target pemerintah mengejar pertumbuhan ekonomi di atas 5% merupakan sentimen pendorong optimisme emiten. "Pasar dalam negeri relatif bagus, ketimbang luar negeri," kata Satrio.
Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities, mengatakan, tahun ini semua emiten menggunakan pendekatan positif. Peningkatan capex merupakan antisipasi bila pasar membaik dan perusahaan bisa ekspansi.
Reza melihat, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan emiten tahun ini, termasuk dari kebijakan pemerintah. "Namun, apakah emiten bisa menangkap peluang? Kembali ke masing-masing emiten itu dalam memandang pasar," ujar Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News