kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Kinerja saham pendatang baru bertolak belakang


Selasa, 24 Oktober 2017 / 08:20 WIB
Kinerja saham pendatang baru bertolak belakang


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib yang bertolak belakang terjadi pada dua emiten anyar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka adalah PT Emdeki Utama Tbk (MDKI) dan PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS).

Tengok saja, harga saham MDKI yang melantai di BEI pada 25 September lalu kini hancur lebur. Senin (23/10), saham perusahaan kalsium karbida ini ditutup di level Rp 250 per saham. Angka ini anjlok 58,33% ketimbang harga penawaran saham perdana atawa initial public offering (IPO) MDKI yang mencapai Rp 600 per saham.

Hal berbeda justru terjadi pada saham KIOS. Harga saham KIOS sempat melaju tak terkendali, sehingga perdagangannya diberhentikan sementara alias disuspensi. Pada penutupan perdagangan, Kamis (19/10), saham KIOS berada di level Rp 3.310 per saham. Angka ini melompat 24,9% dari perdagangan hari sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan harga saat menggelar IPO, harga saham KIOS telah terbang 1.003,33%. Padahal, perusahaan rintisan alias start up ini baru melepas sahamnya di bursa saham Indonesia pada 5 Oktober lalu.

Namun para analis menilai, kenaikan harga saham KIOS ini belum sesuai dengan fundamental perusahaan. Ini terlihat dari laporan keuangan perusahaan.

Walau berhasil mencetak kenaikan penjualan bersih hingga naik 445,91% menjadi Rp 25,96 miliar pada April lalu, KIOS masih menderita kerugian sebesar Rp 4,45 miliar. Kenaikan sudah tidak wajar. Sebelumnya sudah sempat terkena suspen, tapi naik lagi, ujar Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra, kemarin. Ia menyarankan, investor juga perlu melihat dari sudut pandang industri dan kinerja perusahaan sebelum membeli saham.

Namun, Aditya tak menampik bahwa segmen industri KIOS cukup bagus. Apalagi, KIOS jadi perusahaan rintisan pertama yang melenggang ke bursa.

Sementara untuk MDKI, Analis Henan Putihrai Sekuritas Josscarios cenderung melihat, sektor industri dasar lebih stagnan. Karena itu, perusahaan masih underperform. Pasalnyam sektor industrinya sendiri tak mengalami kenaikan yang signifikan.

Aditya pun sepakat. Sektor industri MDKI kurang strategis. "Tak ada yang mengumpulkan sahamnya, akhirnya tidak ada yang jaga harganya," papar dia.

Padahal, Aditya menilai, secara fundamental, kinerja keuangan MDKI lebih mentereng ketimbang emiten anyar lainnya. Karena pada kuartal I-2017, perusahaan ini sudah mencetak laba bersih sebesar Rp 14,65 miliar.

Karena itu, Aditya masih merekomendasikan buy saham MDKI. Sementara untuk saham KIOS, ia melihat harganya sudah tergolong mahal. Karena itu tak disarankan untuk masuk bagi investor, mengingat risiko yang sudah terlampau besar.

Josscarios pun melihat adanya potensi turun pada harga saham KIOS ke depannya karena aksi profit taking.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×