kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja emiten jumbo kian raksasa


Rabu, 26 April 2017 / 09:52 WIB
Kinerja emiten jumbo kian raksasa


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Sejumlah emiten dengan kapitalisasi pasar besar (big caps) telah merilis laporan keuangan kuartal pertama tahun ini. Sebagian besar perusahaan mencetak kinerja sesuai ekspektasi.

Para analis sepakat, laba bersih emiten di 2017 masih berpeluang tumbuh lebih tinggi ketimbang 2016 lalu. Memang, beberapa saham sudah terlalu mahal, tapi ada yang masih layak koleksi.

PT Astra International Tbk (ASII) meraih kenaikan laba bersih 63,46% year-on-year (yoy) menjadi Rp 5,1 triliun pada kuartal I 2017. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mendulang pertumbuhan laba 45,8% jadi Rp 6,68 triliun.

Namun, laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun, dari US$ 100,65 juta menjadi US$ 96,83 juta. Penyebabnya: imbas harga minyak mentah dunia yang masih berfluktuasi. Di sisi lain, sejumlah emiten bank juga sudah merilis kinerja dan membukukan pertumbuhan positif.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Capital, menilai, secara umum laba emiten big caps sesuai ekspektasi. Bahkan, emiten berbasis komoditas seperti PT United Tractors Tbk (UNTR) memberikan kejutan, dengan mengukir pertumbuhan laba bersih tinggi. "Karena terdorong harga komoditas yang memang bagus," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (25/4).

Secara fundamental, harga saham emiten berkapitalisasi jumbo masih berpotensi naik tinggi lantaran kinerjanya akan lebih baik tahun ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih bullish menandakan investor optimistis terhadap kinerja kuartal I 2017, di tengah belanja pemerintah yang belum terserap maksimal.

Hanya, Kepala Riset Erdhika Elit Sekuritas Wilson Sofan mengingatkan, sentimen laporan keuangan kuartal satu segera berakhir. Pada MeiJuni, pasar akan cenderung stagnan terutama karena menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Apalagi, beberapa saham big caps sudah mahal dan mencapai target harganya. Investor perlu wait and see saham ini khususnya bank. Sebab, "Kenaikan harganya sudah tinggi dan sentimennya hampir habis," kata Wilson.

Memang, kinerja emiten bank berpotensi membaik pada tahun ini. Namun, masih ada risiko terutama dari potensi kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL). "Saham BBCA, BBNI, BMRI, dan BBRI pun sudah relatif priced in dan terbatas," ungkap Wilson.

Alfred juga sepakat, kenaikan harga saham sejumlah bank mulai terbatas, meski secara fundamental masih menarik. Begitu pula saham emiten ritel yang cenderung stagnan tahun ini. Melihat kinerja keuangan sepanjang 2016 dan kuartal I 2017, Alfred melihat saham sektor komoditas masih layak dikoleksi tahun ini. Masih ada ruang kenaikan harga 20%25% untuk sektor komoditas. Ia juga merekomendasikan saham TLKM.

Sementara Wilson lebih menyukai saham konsumer rokok. Meski kinerja keuangan emiten rokok kian terbatas, saham sektor ini masih menarik secara valuasi.

Saham lain yang punya ruang tumbuh tinggi adalah ASII dan UNTR. Alfred bilang, PER ASII sekitar 18 kali masih murah dengan potensi pertumbuhan kinerja yang tinggi pada tahun ini.

Wilson memilih ICBP, GGRM, dan HMSP. Saham batubara dan mineral juga menarik dikoleksi, seperti PTBA dan ADRO.

Kinerja sejumlah emiten jumbo di BEI

Emiten Laba Bersih (Rp miliar) Perubahan (%)
  Kuartal I 2017 Kuartal I 2016  
ASII 5.087,00 3.112,00 63,46
TLKM 6.688,00 4.587,00 45,8
BBRI 6.645,70 6.245,49 6,41
UNTR 1.501,10 730,51 105,49
BBCA 4.989,30 4.507,32 10,69
BBNI 3.226,65 2.972,87 8,54
PGAS* 96,83 100,65 -3,8

Sumber: RTI, laporan keuangan perusahaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×