kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Ketidakpastian di pasar memang menetap dan signifikan


Senin, 02 Juli 2018 / 08:05 WIB
Ketidakpastian di pasar memang menetap dan signifikan


Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Djumyati P.

KONTAN.CO.ID - Minggu lalu IHSG terus melorot sempat menyentuh 5.600-an, level terendah di tahun ini. Sampai akhirnya BI menaikkan suku bunga acuannya, memicu bursa kembali bergairah di akhir-akhir waktu perdagangan. Turun naik pasar yang ekstrem mungkin membuat para investor bingung. Apa tips untuk para investor? Berikut ini analisis IHSG dari Roy Sembel Dean and Profesor IPMI International Business School untuk Kontan.

Pasar saat ini kelihatannya sangat bergejolak?

Kalau kita lihat dari Indeks Harga Saham Gabungan, itu kan sempat naik kencang waktu akhir tahun lalu, kemudian mulai turun lagi, sehingga sekitar 6.000 plus minus. Jadi sekarang angka keramatnya 6.000 tembus ke atas turun lagi, tembus ke atas turun lagi. Terakhir pada saat kita ini sedang wawancara itu sekitar 5.800-an ya. Nah itu mencerminkan bahwa ada ketidakpastian karena jittery atau volatility-nya jadi besar. Sempat ke 6.600 turun ke 5.700, balik 6.000, sekarang lagi settle di 5.800-an dan juga kalau kita lihat ada kaitannya dengan pasar global. Karena di Amerika Serikat sendiri Dow Jones-nya itu naik turun luar biasa dalam satu hari bisa 300 poin, bisa 100 poin turun naik lagi dan seterusnya. 

Ini mencerminkan orang melihat situasinya juga jadi tidak pasti, sempat ada ricuh waktu Korea Utara sama Amerika, sempat memuncak, tapi kemudian mendamai kembali, memuncak lagi, mendamai kembali, ada acara di Singapura. Kemudian balik lagi ke pertempuran tegangnya Amerika dengan China ya yang lagi ramai lagi sekarang. Jadi dengan demikian ya, ini ketidakpastiannya memang menetap sangat signifikan dan juga sustainable. Artinya bertahan ya ketidakpastiannya. Dari segi domestik sendiri di Indonesia ada beberapa isu yang pertama tentu isu politik pasti, tapi juga isu ekonomi.

Isu ekonomi apa yang perlu diwaspadai?

Contohnya dalam berapa bulan terakhir ini, kita lihat salah satu hal yang cukup mengkhawatirkan adalah defisit perdagangan kita. Terakhir defisit perdagangan sudah US$ 1,5 miliar, meskipun dari segi ekspor memang naik. Kenaikannya double digit persen, tapi justru impornya yang naik luar biasa. Nah itu juga perlu dicermati. Namun ada sisi baiknya juga karena beberapa bagian dari impornya itu adalah impor barang-barang kapital ya. Itu berarti apa, ada investasi yang berguna untuk jangka panjang. Namun demikian akan ada tekanan dalam jangka pendek, karena defisit perdagangan itu otomatis akan membuat cadangan devisa kita juga tergerus, sempat 130 sudah tergerus banyak ya karena terpakai juga untuk menutup defisitnya, untuk mempertahankan rupiah. Rupiahnya sempat ke 14.000 turun ke bawah 14.000 sekarang sudah naik lagi ke atas 14.000 ya.

Untuk investor yang melakukan trading, kondisi sekarang mungkin justru kondusif ya?

Kalau sideways kayak begini kan, pada saat support buy saat di resisten-nya kita sell, nah itu untuk yang trading bagus. Tapi kalau kebanyakan trading juga kan tidak sehat di marketnya ya. Harusnya ada keseimbangan ada opportunity untuk trading, tapi juga untuk long term-nya harus bagus gitu.

Untuk para investor yang senang melihat fundamental, apa yang bisa dilakukan?

Kalau fundamental yang kelihatan dari laporan keuangan sebenarnya banyak yang membaik. Contohnya dari pertambangan yang tadinya berdarah-darah sudah mulai kembali ke tintanya sudah mulai enggak merah lagi gitu. Apalagi dengan harga batubara sudah di atas US$ 100. Itu tadinya yang sudah mulai anjlok mulai recover, juga di oil and gas-nya. Harga minyak sudah mulai kembali mondar-mandir di 70-an.

Tapi itu mencerminkan bahwa hal yang dulu sempat booming, kemudian jatuh, sudah mulai kembali lagi. Nah itu di sisi pertambangan itu kabar yang bagus, karena di Indonesia itu memang masih banyak bisnis yang mengandalkan pertambangan. Komoditas-lah pada umumnya ya. Jadi dari segi-segi harga-harga komoditas, sebenarnya ini cukup bagus di Indonesia ya. Jadi fundamental dari sisi itu cukuplah bagus. Dan juga di beberapa perusahaan kalau kita lihat dari pembayaran dividennya, itu juga cukup bagus ya. Dan juga yang standard seperti perbankan juga relatif oke mereka kinerjanya. 

Sektor perbankan finansial masih bisa bertahan ya meskipun digempur oleh fintech-fintech. Tapi mereka to some extent bisa menyesuaikan diri, bisa merangkul perkembangannya, bahkan bisa bekerjasama dengan fintech-fintech yang muncul bahkan ada beberapa yang sudah menciptakan fintech-nya sendiri. 

Cuma ini ada isu yang uncertainty di jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Ada dorongan ke atas dari fundamental tapi dari yang non fundamentalnya itu yang membuat dorongan ke bawah. Jadi bagi investor kalau misalnya mereka tertarik untuk jangka panjang, sebenarnya ini adalah saat yang bagus. Karena dengan indeks yang masih 5.800 pernah ke 6.600 berarti ada potensi upside-nya untuk kembali ke level high-nya aja sudah cukup bagus. Tapi on top of that juga masih bisa ada long term growth-nya masih bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×