kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepemilikan IKNB susut, suplai obligasi diprediksi tetap terserap


Senin, 22 Januari 2018 / 20:46 WIB
Kepemilikan IKNB susut, suplai obligasi diprediksi tetap terserap


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan porsi kepemilikan industri keuangan non bank (IKNB) seperti reksadana, dana pensiun dan asuransi di surat berharga negara (SBN) diprediksikan tidak akan sebesar pertumbuhan tahun lalu. Penyebabnya, sebagian besar institusi tersebut telah menggenjot porsi SBN pada akhir 2017.

Meski pertumbuhan porsi kepemilikan SBN oleh reksadana, dana pensiun dan asuransi terbatas tahun ini, namun Ahmad Mikail, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan, suplai SBN maupun obligasi korporasi akan tetap bisa terserap. Sebab, diimbangi permintaan dari investor asing dan institusi keuangan.

Untuk obligasi korporasi, kata Ahmad, pasar akan dipengaruhi kebijakan relaksasi finance to funding ratio (FFR) oleh Bank Indonesia. "Tahun ini bank umum boleh mengakui obligasi korporasi sebagai kredit," tuturnya, Senin (22/1).

Menurut Ahmad, kebijakan ini akan membantu likuiditas di pasar sekunder untuk obligasi korporasi, karena bank umum akan tertarik membeli obligasi korporasi dibandingkan harus menyimpan kelebihan dananya di BI.

Dengan demikian, meski beberapa IKNB ada yang turun pemilikannya, likuiditas obligasi khususnya korporasi tetap bisa meningkat dan mendotong penurunan yield obligasi korporasi pada tahun ini. Dus, harga obligasi pun bisa naik.

" Pasar obligasi korporasi dapat mendorong kenaikan porsi asing di obligasi korporasi yang sejauh ini jumlahnya masih 7%," kata Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×