kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi berpeluang menang, saham konstruksi kokoh


Senin, 21 Juli 2014 / 17:45 WIB
Jokowi berpeluang menang, saham konstruksi kokoh
ILUSTRASI. Kerjasama pengembangan baterai listrik hulu hingga hilir antara Aneka Tambang (ANTM) dan LG Energy Solution dipastikan berlanjut.


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menjelang keputusan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) presiden baru RI besok, saham-saham sektor konstruksi dan infrastruktur menguat hari ini, Senin (21/7). Menurut data RTI, saham sektor konstruksi memimpin penguatan dibanding sektor lainnya dengan kenaikan 2,57%. 

Mengintip lebih jauh lagi, saham konstruksi berat menguat sampai 3,98%. Sekadar gambaran, hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,79%.

Saham sektor konstruksi dan material yang menguat antara lain PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) sebesar 7,32% ke Rp 880 per saham, dan induknya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang menguat 5,66% ke Rp 2.800 per saham.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menikmati sebesar 4,29% ke Rp 850, dan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) yang naik 4,14% ke Rp 880 per saham.

Sedangkan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menguat 4% ke Rp 3.380, dan PT PP Tbk (PTPP) sebesar 3,91% ke Rp 2.390 per saham.

Peluang kemenangan pasangan calon presiden dan wakilnya Joko "Jokowi" Widodo dan Jusuf Kalla terhadap Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, menjadi salah satu sentimen penggerak saham konstruksi hari ini.  

Michele Gabriela, Analis sektor konstruksi dari Sucorinvest Central Gani menggarisbawahi rencana Jokowi mereformasi infrastruktur jika terpilih menjadi presiden. Faktor kedua yang mendorong saham konstruksi adalah undang-undang pembebasan lahan yang akan diterapkan pada tahun 2015.

"Dua faktor tersebut, ditambah dengan intensi pemerintah menggenjot sektor infrastruktur dan konstruksi, akan mendorong order book perusahaan-perusahaan konstruksi," kata dia, hari ini.

Terlebih, realisasi proyek dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI) sejak 2011- kuartal I-2014 baru tercapai Rp 838,9 triliun atau 41% dari target Rp 2.000 triliun. Realisasi proyek infrastruktur dalam MP3EI masih mencapai Rp 397,7 triliun.

Karena itu, permintaan proyek pembangunan diyakini masih sangat besar. "Dengan makin banyak pilihan proyek, perusahaan konstruksi ini juga bisa memlih proyek-proyek yang lebih menguntungkan untuk mereka, sehingga margin mereka bisa lebih tinggi," kata Michele.

Besok, dia memperkirakan, saham konstruksi masih berpeluang menguat. "Dengan catatan KPU mengumumkan Jokowi sebagai pemenang dan tidak ada sanggahan," kata dia. Andai ada sanggahan, saham sektor properti akan bertahan namun tak anjlok.

Rekomendasi Michele untuk tahun ini, saham ADHI dengan target harga Rp 4.500 per saham, serta PTPP dengan target Rp 2.650 per saham.

Stanley Liong, analis Indo Premier Securities dalam risetnya awal bulan ini juga melihat kehadiran Jokowi sebagai sentimen pendorong saham konstruksi, juga saham semen, jalan tol, atau sektor yang terimbas lainnya.

Dalam catatan Stanley, selama ini, kekurangan infrastruktur yang merata menjadikan beban logistrik membengkak sampai 27% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ongkos transportasi darat dan laut menjadi penyumbang utama pembengkakan ini.

Beberapa misi Jokowi antara lain membangun 2.000 km jalan, termasuk membetulkan yang rusak, meningkatkan jumlah dan variasi transportasi massal, hingga mengeksekusi Pendulum Nusantara, yang menghubungkan jalur laut dari Sumatera hingga Papua.

Karena itu, Stanley mengantisipasi, beberapa sektor mulai dari semen, konstruksi, jalan tol akan diuntungkan dari program perbaikan dan pengembangan infrastruktur yang direncanakan Jokowi.

Saham WIKA menjadi yang diuntungkan, mengingat 61% total kontraknya disumbang dari proyek pemerintah atau state owned enterprises (SOE). Begitu juga anak usahanya, WTON.

Analis konstruksi Indo Premier Natalia Sutanto memilih WSKT dan PTPP di sektor konstruksi. Valuasi WSKT dinilai masih lebih murah dibanding perusahaan sejenis. Sedangkan PTPP yang berpengalaman mengembangkan pelabuhan, akan diuntungkan dari agenda Jokowi mengembangkan proyek maritim.

Indo Premier dalam risetnya menyebut, target harga WIKA di Rp 2.900 per saham, WSKT di Rp 1.000 per saham, dan PTPP di Rp 1.815 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×