kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor ingin selamat dari ketidakpastian pasar, ini caranya


Kamis, 26 April 2018 / 20:39 WIB
Investor ingin selamat dari ketidakpastian pasar, ini caranya
ILUSTRASI. Kompetisi perdagangan saham


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian di pasar keuangan terus berkembang. Selain pelemahan nilai tukar rupiah yang semakin dekat level psikologis Rp 14.000 per dollar AS, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru sukses membobol level psikologis 6.000 hari ini.

Edhi Pranasidhi, pengamat pasar modal sekaligus founder Indonesia Superstocks Community (ISC) mengatakan, ada dua hal yang dapat membuat investor bertahan di saat seperti ini.

Pertama, menerapkan manajemen keuangan dengan baik. "Investor akan survive kalau mereka berhasil menerapkan money management," jelas Edhi kepada Kontan.co.id di Jakarta, Kamis (26/4).

Investor bisa mengalokasikan 40% aset untuk membeli saham yang sudah turun hingga 30%. Selanjutnya, 40% dapat digunakan untuk aktivitas trading selama 1-7 hari dan sisanya 20% untuk cash.

"Jadi, kalau itu yang diterapkan, setiap hari harusnya aman. Karena 40% disimpan, 40% trading dan 20%. Mau IHSG turun atau naik, investor aman karena tetap punya cash," ujarnya.

Kedua, investor yang bertahan dari ketidakpastian pasar adalah mereka yang selalu berpikir bahwa market selalu bergerak up and down. "Sekarang kalau kita melihat dari price to earning ratio (PER) untuk IHSG, kalau menurut hitungan saya, rasionya sudah mendekati 15 atau sudah murah," ungkapnya.

Untuk itu, Edhi menyarankan bagi investor yang ingin masuk, sekarang adalah waktu yang tepat, mengingat IHSG Kamis (26/4) ditutup di level 5.909,19 atau anjlok 2,81% sekitar 170,65 poin.

"Kenapa sekarang? Karena Indonesia tidak dalam posisi krisis, kesulitan politik dan lainnya. Jadi tidak ada masalah sebetulnya," tuturnya.

Edhi mengungkapkan, pelemahan pasar yang terjadi saat ini, karena aktivitas asing yang lebih banyak melakukan net sell. Berdasarkan perhitungannya, sejak awal Mei 2017 hingga sekarang, transaksi net sell yang dilakukan investor asing sudah mencapai Rp 70 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×