kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Penyebab Chandra Asri (TPIA) Rugi Setara Rp 538 Miliar pada Kuartal I-2024


Rabu, 01 Mei 2024 / 14:49 WIB
Ini Penyebab Chandra Asri (TPIA) Rugi Setara Rp 538 Miliar pada Kuartal I-2024
ILUSTRASI. Kinerja Chandra Asri (TPIA) kurang memuaskan di kuartal I-2024


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mencetak kinerja yang kurang memuaskan selama tiga bulan pertama 2024. Emiten petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu ini berbalik menanggung rugi bersih senilai US$ 33,12 juta. 

Sebagai gambaran saja, jika dikonversi memakai asumsi kurs saat ini Rp 16.260 per dolar Amerika Serikat, kerugian TPIA itu setara dengan Rp 538,64 miliar. Dibandingkan dengan kuartal I-2023, TPIA kala itu mampu membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 8,57 juta. 

Penurunan bottom line ini sejalan dengan penyusutan top line, yang mana TPIA mengantongi pendapatan US$ 471,91 juta pada kuartal I-2024. Menyusut 6,05% dibandingkan pendapatan US$ 502,31 juta yang didapat TPIA pada kuartal I-2023.

Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan TPIA meningkat 0,52% secara tahunan (Year on Year/YoY) menjadi US$ 471,40 juta. Hasil ini menekan laba kotor TPIA yang anjlok 98,44% (YoY) dari US$ 33,35 juta menjadi hanya US$ 520.000.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Gandeng Jasa Tirta II untuk Penuhi Kebutuhan Pabrik CA-EDC

Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini pun membukukan rugi periode berjalan senilai US$ 32,62 juta. Berbalik dari kuartal I-2023 yang kala itu mencatatkan laba periode berjalan sebesar US$ 8,53 juta.

Direktur Chandra Asri Pacific, Suryandi, menjelaskan bahwa penurunan pendapatan bersih TPIA dipengaruhi oleh gangguan supply-demand eksternal yang menyebabkan penurunan volume penjualan pada kuartal I-2024. Volume penjualan TPIA tercatat sebesar 394.5 kilo ton, turun sebesar 69.8 kilo ton dibandingkan capaian kaurtal I-2023.

Suryandi bilang, faktor eksternal ini memberikan tekanan signifikan terhadap permintaan pasar. Adapun, pendapatan bersih TPIA hingga Maret 2024 didapat dari segmen kimia US$ 447,3 juta dan segmen infrastruktur US$ 24,7 juta. Pendapatan dari segmen kimiua turun 9,2%, sedangkan segmen infrastruktur melonjak 158,9% secara tahunan. 

Pada periode yang sama, peningkatan beban pokok pendapatan TPIA pada kuartal I-2024 terutama disebabkan oleh harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi yaitu Naphtha. Rata-rata harganya sebesar US$ 682 per ton, dibandingkan US$ 651 per ton pada kuartal I-2023.

Meski begitu, Suryandi mengatakan bahwa per 31 Maret 2024 Chandra Asri Group memiliki liquidity pool yang kuat.  Total liquidity pool sebesar US$ 2,38 miliar yang terdiri dari kas dan setara kas US$ 1.03 miliar, surat berharga senilai US$ 1.12 miliar, dan fasilitas committed revolving credit yang tersedia sejumlah US$ 226 juta.

Chandra Asri Group juga mencatatkan EBITDA positif US$ 1,1 juta pada kuartal I-2024. "Selama kuartal pertama tahun 2024, kami berhasil menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan praktik tata kelola yang kuat," kata Suryandi dalam keterbukaan informasi, Selasa (30/4) malam.

 

TPIA juga meneruskan progres dari rencana pembangunan chlor-alkali dan ethylene dichloride berskala global dengan ditandatanganinya kontrak offtake garam berdurasi tiga tahun, opsi perpanjangan untuk tiga tahun berikutnya dengan BCI Minerals Ltd. Perjanjian offtake ini terkait kontrak penyediaan tahunan 300.000 ton yang akan meningkat hingga 600.000 ton garam per tahun.

"Bersamaan dengan inisiatif-inisiatif lain sebelumnya, yaitu potensi kemitraan strategis dengan INA, kemitraan dengan pemberi lisensi kelas dunia, dan potensi kolaborasi dengan Inalum, inisiatif ini menyoroti komitmen kami memperkuat industri kendaraan listrik yang dinamis dan memperluas kehadiran kami di pasar," tegas Suryandi.

Pada kuartal I-2024, TPIA juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan ke-4 tahap IV dengan jumlah total Rp 1,5 triliun. Obligasi tersebut mengalami kelebihan permintaan yang mencerminkan tingginya minat partisipasi investor ritel, perbankan, dan institusi. "Pencapaian ini mencerminkan tingginya kepercayaan investor domestik terhadap kinerja dan kekuatan finansial Perseroan," tandas Suryandi.

Dari sisi pergerakan saham, menutup bulan April harga TPIA parkir di posisi Rp 7.575 per saham. Level ini didapat usai TPIA menguat 1% pada perdagangan Selasa (30/4). Secara year to date, harga saham TPIA mengakumulasi kenaikan 44,29%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×