Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. India kembali meningkatkan permintaan minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) guna memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri. Hal tersebut menjadi tambahan sentimen positif bagi pergerakan harga CPO.
Mengutip Bloomberg, Kamis (12/2) pukul 19.42 WIB, harga CPO kontrak pengiriman April 2016 di Malaysia Derivative Exchange menanjak 1,65% ke RM 2.639 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya.
India kembali mencatat kenaikan impor CPO di bulan Januari 2016. Survey Bloomberg menunjukkan impor CPO India bulan Januari meningkat 4% menjadi 686.000 ton dibanding periode sama tahun lalu. Padahal, di bulan Desember lalu, impor CPO India turun 5,8% atau penurunan pertama sejak tahun 2014.
India yang tergantung pada impor untuk memenuhi 70% kebutuhan minyak goreng telah meningkatkan pembelian setelah pasokan dalam negeri terganggu oleh musim kering. Kenaikan populasi serta pendapatan penduduk India turut meningkatkan konsumsi minyak goreng. Permintaan minyak goreng diprediksi tumbuh 75% menjadi 35 juta ton pada tahun 2025.
Organisasi Industri dan Perdagangan Minyak India memperkirakan masa panen bijih - bijih penghasil minyak atau oilseed di India terlihat menurun 11% selama tahun 2015-2016 dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara untuk mencukupi kebutuhan minyak, India mengimpor CPO dari Indonesia dan Malaysia serta minyak kedelai dari Amerika Serikat, Brazil, dan Argentina.
Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, kenaikan impor India menjadi ssalah satu sentimen yang mendorong naiknya harga CPO. Deddy memperikrakan, sentimen positif dapat membuat harga CPO menanjak hingga kisaran RM 2.670-RM 2.700 per metrik ton pada semester pertama tahun ini. "Harga bisa berlanjut ke atas RM 2.700 hingga akhir tahun," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
