kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengukur prospek CPO dan olein AALI


Rabu, 10 Februari 2016 / 08:14 WIB
Mengukur prospek CPO dan olein AALI


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pergerakan harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) akhir-akhir ini membaik. Dalam sepekan terakhir, harga CPO melonjak 5,6%. Hal ini diperkirakan berdampak pada kinerja emiten CPO, termasuk PT Astra Argo Lestari Tbk (AALI).

Haryanto Wijaya, Analis RHB Securities Indonesia, mengatakan, produksi CPO Indonesia akan menurun. Kedatangan El Nino akan mengganggu pasokan komoditas ini. Ia memperkirakan, produksi CPO dalam negeri pada tahun 2016 akan turun sekitar 8% dibandingkan tahun lalu.

Kinerja sektor CPO juga masih dihantui harga minyak dunia yang sedang berada pada tren penurunan, imbasnya turut menyeret kinerja AALI. Tahun lalu, penjualan CPO AALI sampai dengan Desember 2015 mencapai 1,04 juta ton.

Jumlah itu merosot sampai 24,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Hal ini terjadi karena sebagian produksi CPO AALI dialihkan menjadi olein.

Harga jual rata-rata CPO AALI juga menurun 15,8% dibandingkan tahun 2014, menjadi Rp 6.971 per kg. Sehingga, jika ditotal, pendapatan dari CPO sekitar Rp 7,2 triliun. Kendati demikian, penjualan olein meningkat hingga 61,6% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 412.214 ton.

Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enteprise, mengatakan, fundamental AALI masih sangat baik. Bila tahun lalu penjualan CPO AALI menurun, hal itu lebih disebabkan kondisi pasar yang tidak kondusif.

Selain tekanan dari harga minyak yang terus turun, nilai tukar rupiah juga menjadi faktor yang turut menyeret penjualan CPO. "Tapi mencermati dari sisi laba bersih, tahun lalu saya perkirakan laba bersih AALI masih di rentang Rp 2,3 miliar hingga Rp 2,5 miliar," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (9/2).

Tahun ini Lucky memperkirakan, pencapaian laba bersih AALI akan menurun sekitar 1% hingga 1,5% dari prediksi perolehan laba tahun lalu, yang senilai Rp 2,3 miliar hingga Rp 2,5 miliar.

Agustinus Reza Kirana, analis Bahana Sekuritas, mengatakan, penurunan penjualan CPO perseroan pada tahun lalu lebih disebabkan strategi anak usaha Grup Astra ini, yang mengalihkan produksinya ke olein.

Peningkatan kapasitas ini untuk memenuhi kebutuhan ekspor negara-negara di kawasan Eropa akan olein. Agustinus memperkirakan, pendapatan AALI pada tahun ini diprediksi datar atau bahkan menurun. Hal ini disebabkan belum ada tambahan area baru. Alhasil, produksi cenderung stagnan.

"Dari sisi pendapatan kami perkirakan, tahun ini akan turun sekitar 5%," ujarnya. Tapi laba AALI akan terbantu berkurangnya kerugian kurs. Dalam sembilan bulan pertama tahun lalu, AALI mencetak kerugian kurs sekitar Rp 957,53 miliar, membengkak ketimbang periode yang sama tahun 2014 sebesar Rp 49,33 miliar.

Kerugian kurs ini berasal dari pembukuan utang dalam mata uang dollar AS. "Itu yang akan support laba bersih, tapi secara operasional pendapatan masih belum," lanjutnya.

Agustinus merekomendasikan jual saham AALI dengan target Rp 14.300. Lucky merekomendasikan beli dengan target Rp 20.800. Ia memprediksi, level terendah saham AALI di level Rp 14.300 dan tertinggi Rp 25.000. Haryanto merekomendasikan beli dengan target Rp 26.100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×