kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG turun 2,21% dalam sepekan, virus corona dan kasus Jiwasraya jadi penyebabnya


Jumat, 14 Februari 2020 / 18:56 WIB
IHSG turun 2,21% dalam sepekan, virus corona dan kasus Jiwasraya jadi penyebabnya
ILUSTRASI. Warga melintas di depan layar pergerakan saham di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (11/02). IHSG berpeluang menguat akibat bargain hunting saham-saham murah di pekan depan.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang perdagangan pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,21% ke level 5.866,94. Pada penutupan perdagangan Jumat lalu, IHSG masih berada di level 5.999,60. Pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (14/2), IHSG turun tipis 0,08% atau 5 poin.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, penurunan IHSG pekan ini disebabkan oleh sikap wait and see investor terhadap perkembangan penanganan kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya. Di samping itu, bertambahnya jumlah korban meninggal dan terinfeksi virus corona juga memicu panic selling investor di Indonesia.

Baca Juga: IHSG turun 2,21% dalam sepekan ke 5.866,94

Valdy memperkirakan, kedua hal di atas juga masih akan menjadi sentimen pasar saham dalam negeri pekan depan. Meskipun begitu, dia memprediksi IHSG berpeluang untuk rebound teknikal ke kisaran 5.875-5.900 pada Senin (17/2). Mengingat, sepanjang pekan ini, investor asing membukukan akumulasi beli Rp 719,65 miliar di seluruh pasar.

"Ada peluang bargain hunting pada saham-saham blue chip yang sudah melemah signifikan sepanjang pekan ini, di antaranya adalah UNVR, UNTR, INDF, ICBP, TLKM dan ASII," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (14/2).

Baca Juga: IHSG ditutup melemah 0,06% ke 5.868 pada akhir perdagangan sesi I hari ini

Sementara itu, dari segi fundamental, investor masih menantikan data neraca perdagangan Indonesia Januari 2020 yang akan dirilis Senin depan. Menurut dia, data tersebut dapat menjadi salah satu indikator untuk mengukur seberapa besar dampak wabah virus corona terhadap perekonomian Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×