Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (15/5) akhirnya ditutup dengan penguatan 0,24% ke level 5.688,87. Janji OPEC untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak menjadi salah satu tenaga IHSG.
Harga minyak mentah dunia West Texas Intermediate (WTI) di pasar berjangka AS pada pukul 19:18 WIB tercatat menguat 3,4% ke US$ 49,47 per barel. Sementara akhir pekan lalu di US$ 47,84 per barel.
Analis Yuanta Securities, Parningotan Julio bilang, sentimen datang dari menguatnya harga minyak dunia setelah Rusia dan Arab Saudi memperpanjang perjanjian pemotongan suplai minyak hingga Maret 2018.
"Selain minyak, data neraca perdagangan Indonesia yang masih mencatatkan surplus US$ 1,24 miliar atau di atas ekspektasi, juga menjadi sentimen positif," ujar Parningotan kepada KONTAN, Senin (15/5).
Senada, analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji bilang pelaku pasar masih percaya terhadap kinerja pemerintah dalam menstabilkan fundamental makro ekonomi dalam negeri. Mereka menyambut positif hasil perilisan neraca perdagangan per April yang di atas ekspektasi, meskipun lebih rendah dibandingkan bulan lalu.
Besok, dia memperkirakan, IHSG akan melemah karena minimnya sentimen dalam negeri. Sementara dari luar negeri, adanya potensi efek dari serangan cyber berupa virus ransomware akan mempengaruhi gejolak pasar modal dunia.
Selain itu, kondisi manufaktur di Tiongkok yang masih belum kondusif turut menjadi sentimen negatif dalam pergerakan IHSG besok. "Dan terakhir, uji coba rudal balistik dan kebijakan proliferasi nuklir Korea Utara membuat para pelaku pasar lebih memilih untuk wait and see," ujar Nafan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News