kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak naik, Medco Energi (MEDC) berpotensi perbaiki kinerja di kuartal keempat


Senin, 21 Desember 2020 / 13:19 WIB
Harga minyak naik, Medco Energi (MEDC) berpotensi perbaiki kinerja di kuartal keempat
ILUSTRASI. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) bisa sedikit bernafas lega setelah harga minyak dunia naik.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) bisa sedikit bernafas lega setelah harga minyak dunia naik. Dengan membaiknya harga minyak, kinerja MEDC pun ikut terangkat.

Pada kuartal ketiga 2020, MEDC membukukan pendapatan sebesar US$ 241 juta atau turun 8% secara kuartalan. Kendati demikian, dari sisi bottom line, MEDC berhasil mengempiskan kerugian menjadi US$ 31,9 juta, dibanding kuartal kedua 2020 yang rugi US$ 68,2 juta. 

Analis Sucor Sekuritas Hasan Barakwan dalam risetnya pada 1 Desember 2020 menuliskan, membaiknya kinerja bottom line MEDC tidak terlepas dari realisasi harga minyak dunia yang lebih tinggi pada kuartal ketiga 2020. Pada periode tersebut, harga jual rata-rata minyak telah naik 52% secara kuartalan dari U$ 26,8 per barel menjadi US$ 40,6 per barel.

“Hal ini sejalan dengan pemulihan baik dari sisi permintaan maupun pasokan minyak dunia pada periode tersebut. Dengan terus membaiknya harga minyak selepas kuartal ketiga 2020, besar kemungkinan, harga jual rata-rata minyak akan kembali mengalami perbaikan pada kuartal keempat 2020. Kinerja MEDC pada sisa akhir tahun ini pun bisa semakin membaik,” tulis Hasan dalam risetnya.

Baca Juga: Harga Minyak Naik, Simak Rekomendasi Analis untuk Saham ELSA, ENRG, MEDC, dan AKRA

Sementara untuk tahun depan, Hasan merevisi harga jual rata-rata minyak dunia dari semula US$ 50 per barel menjadi US$ 60 per barel. Dia menilai, anggota OPEC+ akan memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi hingga tahun depan sebagai upaya mendukung harga minyak di tengah periode melambatnya permintaan.

Selain itu, Hasan melihat, meski terjadi lonjakan kasus positif virus corona dalam beberapa minggu terakhir, permintaan terhadap minyak berpotensi berada dalam jalur peningkatan ke depannya karena inventori minyak sudah mulai berkurang sejak berada di level tertingginya pada musim panas kemarin.

Secara total, stok bensin dan diesel di Amerika Serikat memang sempat berada di atas rata-rata dalam lima tahun terakhir. Namun, untuk saat ini, kondisi oversupply perlahan sudah mulai turun, bahkan sedang dalam fase penurunan tercepatnya sejak lockdown pada Juni-Juli silam. Hasan memperkirakan tren ini akan terus berlanjut pada tahun depan.

Baca Juga: Tak surut karena pandemi, Medco (MEDC) tetap gencar ekspansi sektor energi




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×