kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,80   -12,69   -1.37%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga komoditas pulih, Indonesia Transport optimistis bisnisnya membaik tahun ini


Kamis, 26 April 2018 / 15:13 WIB
Harga komoditas pulih, Indonesia Transport optimistis bisnisnya membaik tahun ini
ILUSTRASI. PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk IATA


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski mencatatkan kerugian di tahun lalu, PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) optimistis bisnisnya tahun ini akan kembali bangkit. 

Managing Director PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk Wishnu Handoyo mengatakan, salah satu indikasi membaiknya bisnis perusahaan tahun ini adalah meningkatnya harga batubara di awal 2018. "Tahun lalu sempat menyentuh US$ 60 per metrik ton, awal tahun ini harga batubra sudah kembali ke US$ 100 per metrik ton," ujarnya Kamis (26/4).

Bisnis batubara merupakan bisnis yang dijalankan oleh anak perusahaan yakni MNC Infratama. Sementara bisnis utama perusahaan berkode emiten IATA ini adalah penyewaan pesawat carter baik untuk keperluan bisnis maupun wisata dengan brand Indonesia Air.

Nah, untuk mendongkrak pendapatan bisnis pesawat carter, IATA masih berupaya memenangkan tender penyewaan pesawat dengan kontrak dengan jangka waktu tiga tahun hingga lima tahun. "Sebab kontrak panjang marginnya lebih besar," jelas Wishnu.

Sampai saat ini untuk penyewaan pesawat, IATA masih mengandalkan pendapatan dengan kontrak yang pendek setara enam sampai sembilan bulan.

Untuk meraih kontrak jangka panjang, kini perusahaan terus mengukuti tender penyewaan pesawat. “Tender yang diadakan oleh SKK Migas maupun non migas,” kata Wishnu.

Jika kontrak jangka panjang sudah diraih, perusahaan ini berencana menambah pesawat baru untuk melancarkan bisnisnya. Untuk pengadaan pesawat baru, Wishnu bilang perusahaan mengalokasikan belanja modal US$ 15 juta.

Untuk memenuhi belanja modal ini Wishnu bilang perusahaan sudah meminta izin dari grup, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC Group) untuk mendapatkan pendanaan melalui skema pinjaman bank maupun penerbitan obligasi. 

Nilai pinjaman yang dibutuhkan perusahaan sekitar US$ 8 juta.

Catatan saja, tahun lalu perusahaan membukukan pendapatan US$ 16,10 juta, turun tipis dari tahun 2016 yang sebesar US$ 16,27 juta.  Kontribusi pendapatan penyewaan pesawat sebesar 79% sedangkan bisnis batubara melalui MNC Infratama sebesar 21%.

Tahun ini perusahaan menargetkan total pendapatan sekitar US$ 20 juta. "Itu target pesimis," jelas Wishnu.

Dari target tersebut, harapannya pendapatan dari MNC Infratama bisa sekitar US% 5,5 juta-US$ 6 juta. Sisanya dikontribusi oleh bisnis penyewaan pesawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×