kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hanya butuh 4 tahun bagi Dow Jones untuk pulih


Rabu, 06 Maret 2013 / 07:27 WIB
Hanya butuh 4 tahun bagi Dow Jones untuk pulih
ILUSTRASI. Air mentimun


Reporter: Rika Theo |

NEW YORK. Wall Street berpesta. Semalam indeks Dow Jones melesat ke rekor terbaik baru sepanjang masa. Bersamaan dengan itu, harga komoditas menanjak dengan kabar bahwa china akan menjaga target pertumbuhannya, industri jasa AS tumbuh membaik, dan investor optimis bank sentral akan meneruskan program stimulusnya.

Kemarin (5/3), Indeks Dow Jones yang sudah berusia 116 tahun itu menanjak 125,95 poin atau 0,9% ke 14.253,77. Indeks Standard & Poor's 500 terbang 1%. Sedangkan di Eropa, indeks Stoxx Europe 600 melimpat ke titik tertinggi dalam empat tahun, sementara indeks komposit Shanghai rebound 2,3% dari penurunan terbesarnya sejak Agustus 2011.

Indeks komoditas S&P GSCI yang memantau 24 komoditas juga mengakhiri penurunan yang telah berlangsung lima hari penuh. Harga minyak bangkit lagi setelah anjlok ke bawah US$ 90 per barel. Obligasi Italia dan Portugis reli.

Dalam empat tahun pasca krisis, US$ 10 triliun sudah kembali mengaliri bursa saham AS. Perusahaan-perusahaan ritel, bank, dan manufaktur memimpin pemulihan ekonomi AS dari pasar bearish terburuk sejak tahun 1930-an. Dow butuh setidaknya 65 bulan untuk menguat kembali ke atas level tertinggi sebelumnya yang dicapai 9 Oktober 2007.

Singkat kata, pemulihan bursa AS kali ini setahun lebih cepat daripada pemulihan dari anjloknya bursa saat dotcom bubble meletus.

"Senang mengetahui bahwa kita telah pulih dari kerugian krisis finansial, namun itu tidak mengatakan ke mana kita akan pergi jauh dari sini. Pertanyaan yang lebih menarik adalah, apa yang terjadi dengan fundamental? Kita pikir mereka membaik. Bagaimana dengan valuasi? Kita pikir mereka masuk akal," kata Kevin Caron, Market Strategist Stigel Nicolaus & Co yang mengelola US$ 130 miliar aset.

Penggerak pasar

Bersama dengan kenaikan sektor industri, indeks sektor transportasi Dow Jones juga ditutup di rekor baru. Ini merupakan pertanda bullish bagi pengikut Teori Dow. Teori inimengatakan bahwa saham-saham transportasi dan industri harus naik bersamaan agar reli bursa bisa berlanjut.

Saham-saham AS menanjak setelah indeks non-manufaktur Supply Management di Februari naik ke 56, dari 55,2 di Januari. Angka tersebut lebih baik dari median survei Bloomberg yang memperkirakan indeks itu tetap di 55.

Cisco Systems Inc., United Technologies Corp. dan Boeing Co. terangakat lebih dari 2% dan memimpin penguatan Dow. Kenaikan indeks yang berisi 30 saham ini sudah menghapus smeua penurunan bekas krisis finansial setelah empat tahun reli. Penggeraknya adalah pertumbuhan laba emiten yang tercepat sejak tahun 1990-an dan stimulus moneter Fed.

"Pelonggaran moneter telah menjadi penggerak utama pasar saham. Ketika semua kebijakan akomodatif itu ditarik, saham juga perlahan akan turun. Saat ini, selain kenaikan harga, saham-saham juga menawarkan imbal hasil dividen," kata Fabrice Seiman, Co-chief Executive Officer Lutetia Capital di Paris.

Indeks Dow Jones telah berlipat dua selama empat tahun. Valuasinya kini sekitar 19% lebih rendah dari price earning ratio (PER) pada puncak harga sebelumnya dan 14% di bawah PER rata-rata 20 tahunan. Para investor bullish mengatakan bahwa ini sinyal bahwa saham-saham AS masih punya ruang untuk reli. Namun, investor yang bearish melihat bahwa ini merupakan pertanda bahwa pasar kurang percaya pada pertumbuhan laba dan khawatir atas kemampuan Fed memacu ekonomi.

Yang juga menarik, saham-saham AS memberi dividen 2,5%. Imbal hasil ini lebih tinggi dibandingkan imbal hasil surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun yang sebesar 1,9% hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×