kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten ritel mencetak pertumbuhan laba yang tebal


Sabtu, 30 Juli 2016 / 16:35 WIB
Emiten ritel mencetak pertumbuhan laba yang tebal


Reporter: Diba Amalia Haritz | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Emiten sektor ritel, terutama pemilik gerai minimarket dan supermarket mencetak kinerja cemerlang pada semester pertama lalu. Empat emiten ritel mencetak pertumbuhan laba yang tebal.

Bahkan, PT Hero Supermarket Tbk (HERO), yang masih merugi pada semester pertama tahun lalu, mulai mencatat rapor biru. Sebenarnya pendapatan pemilik gerai Giant, Guardian, dan IKEA ini turun tipis dalam enam bulan pertama tahun ini, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Stephane Deutsch, Presiden Direktur HERO, mengungkapkan, kondisi bisnis makanan masih menantang. "Pertumbuhan lebih lanjut diperkirakan bisa terjadi pada bisnis kesehatan dan kecantikan, serta bisnis IKEA," ungkap Deutsch dalam pernyataan resmi, Rabu (27/7).

PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba yang mirip. Laba kedua emiten pemilik mini market ini tumbuh lebih dari 70% dengan pendapatan yang naik lebih dari 20%.

PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) juga ikut meraup untung lewat gerai 99 Ranch Market dan Farmers Market. Pendapatan RANC terutama didorong oleh pertumbuhan penjualan Farmers Market yang mencapai 20%.

Penjualan 99 Ranch Market hanya naik 2,31%. Lonjakan pendapatan ini mampu menutup kehilangan pendapatan mini market Ministop, yang dijual akhir 2015 lalu.

Analis Millenium Danatama Sekuritas Muhammad Al Amin mengatakan, momen Ramadan dan lebaran merupakan pemicu utama meningkatnya penjualan emiten-emiten ritel ini.

"Saat bulan puasa dan hari raya Idul Fitri masyarakat membutuhkan berbagai produk yang dijual oleh emiten-emiten tersebut, sehingga penjualan naik," ucap Amin, Jumat (29/7).

Amin juga menilai, daya beli masyarakat yang membaik dari awal tahun hingga Juni 2016 juga menjadi penyebab meroketnya penjualan. Sebagai catatan, indeks keyakinan konsumen (IKK) terus meningkat.

Pada April 2016, IKK masih sebesar 109. Per Juni 2016, indeks ini telah mencapai level 113,70. Tapi, Amin memprediksi, pertumbuhan penjualan barang konsumsi akan sedikit menurun pada kuartal ketiga ketimbang kuartal kedua, sehingga kembali ke dalam kondisi normal.

"Bahkan, prospek hingga akhir tahun akan cenderung normal. Ada pertumbuhan, tapi tidak akan terlalu kencang. Pertumbuhan diprediksi akan mencapai 7%–10% saja," ujar Amin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×