kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emas tak lagi menjadi safe haven


Kamis, 17 Mei 2018 / 06:36 WIB
Emas tak lagi menjadi safe haven
ILUSTRASI. Harga emas


Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas internasional masih bergerak volatil. Pada perdagangan Rabu (16/5), harga emas kontrak pengiriman Juni 2018 ditutup di level US$ 1.291,50 per ons troi. Tapi sebelumnya, harga sempat mencapai US$ 1.373,40 per ons troi.

Harga sempat menguat cukup tinggi lantaran sentimen memanasnya kondisi di perbatasan Gaza pasca Amerika Serikat (AS) memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem. Senin lalu (14/5), tentara Israel menewaskan setidaknya 58 warga Palestina yang menggelar unjuk rasa menolak pemindahan kedutaan AS di perbatasan Gaza.

Selain itu, pelaku pasar sempat melakukan pembelian emas untuk mengurangi potensi kerugian akibat harga emas sudah turun cukup dalam. "Pelaku pasar melakukan short covering untuk mengurangi dampak penurunan harga yang terjadi beberapa waktu belakangan," kata Putu Agus Pransuamitra, Analis Monex Investindo Futures, kemarin.

Asal tahu saja, harga emas sempat ditutup di US$ 1.314,70 per ons troi (4/5). Namun setelah itu, harga terus melemah. Pada perdagangan Selasa (15/5), harga emas bahkan melemah hingga 2,12%.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf juga mengatakan, secara teknikal wajar jika harga emas menguat, apalagi harga sudah turun tiga hari berturut-turut. "Saat harga jatuh, pembeli akan muncul karena harganya sudah menjadi murah," kata dia.

Level psikologis

Tetapi secara umum, analis menilai harga logam mulia ini masih dalam tren turun. Potensi memanasnya kondisi geopolitik di Timur Tengah, khususnya di Israel dan Palestina, tidak lantas membuat pelaku pasar memburu emas sebagai safe haven.

Pelaku pasar lebih memilih dollar AS sebagai safe haven. Pasalnya, para pengambil kebijakan moneter di AS masih memberikan sinyal kuat suku bunga AS akan naik agresif pada tahun ini.

Sinyal tersebut antara lain diungkapkan John William, Presiden The Federal Reserve negara bagian San Francisco. Dalam pidato ekonominya, William menegaskan potensi bank sentral AS The Federal Reserve menaikkan suku bunga hingga tiga sampai empat kali tahun ini masih terbuka. The Fed terakhir kali menaikkan suku bunga Maret lalu.

Karena itu, Alwi menilai harga emas masih akan tertekan selama beberapa waktu ke depan. Harga emas bahkan berpotensi turun lebih dalam bila suku bunga AS kembali naik pada Juni nanti.

Alasannya, kenaikan suku bunga AS akan mendorong naik imbal hasil investasi di aset berdenominasi dollar AS. "Sedangkan emas dianggap sebagai aset yang tidak menghasilkan bunga," ujar Alwi.

Putu menilai harga emas akan tertahan di bawah angka psikologis US$ 1.318. Ia memprediksi emas masih akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini. Harga aurum akan bergerak dengan kisaran US$ 1.280–US$ 1.300 per ons troy hari ini. Sementara sepekan ke depan, harga akan bergerak dengan rentang pergerakan antara US$ 1.274–US$ 1.305 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×