kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua penghuni baru saham terlikuid


Kamis, 30 Juli 2015 / 15:36 WIB
Dua penghuni baru saham terlikuid


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Mulai pekan depan, indeks LQ-45 memiliki formasi baru. Dua saham besar tersingkir dari jajaran saham terlikuid itu. Keduanya adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA). 

Posisi ANTM dan CTRA digantikan saham lapis dua, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). Selain memiliki kinerja keuangan  bagus, saham yang tergabung di indeks ini harus masuk dalam urutan 60 besar total transaksi di pasar reguler dalam kurun 12 bulan terakhir. 

Andrew Argado, Kepala Riset Recapital Securities, mengatakan, belakangan ini  SRIL dan WTON memang terlihat aktif ditransaksikan, sehingga ada peningkatan dari sisi volume transaksi. "Saham keduanya terdistribusi dengan baik. Itu tak terlepas dari kinerjanya yang juga membaik," ujar Andrew, Rabu (29/7).

Sharlyta Malique, Analis MNC Securities, menambahkan, SRIL cukup ekspansif mendorong kinerjanya sepanjang tahun ini. Sementara WTON juga banyak tertolong dari banyaknya proyek infrastruktur pemerintah. Karena itulah, investor mulai banyak melirik kedua saham itu untuk trading.

Sementara itu, saham ANTM terlihat kerap keluar masuk dari jajaran indeks LQ-45. Volatilitas harga komoditas menjadi salah satu faktor yang membuat kinerja ANTM meredup. Rencana rights issue ANTM yang belum rampung juga menjadi faktor pemberat harga saham. Sehingga, investor wait and see dan mengurangi trading ANTM. 

Di sisi lain, saham CTRA mulai kurang diminati karena sektor properti yang cenderung melambat karena banyaknya tekanan. Masuknya SRIL dan WTON ke LQ-45 juga menunjukkan banyaknya saham lapis dua yang berkinerja baik. "Investor saat ini terlihat lebih fleksibel dalam pemilihan saham, karena tidak semua yang big cap memberikan kinerja sesuai ekspektasi," ujar Sharlyta.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, mengatakan, sejauh ini saham SRIL dan WTON banyak digerakkan investor lokal. Saat terjadi pelemahan ekonomi seperti saat ini, investor lokal cenderung bermain di saham-saham sektor defensif seperti sektor ritel, konsumer dan konstruksi. 

Satrio juga menilai, saham-saham konstruksi akan menjadi motor penggerak indeks LQ-45. Biasanya, kinerja atau return LQ-45 sejalan dengan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, Satrio mengatakan, tak menutup kemungkinan kalau kinerja saham LQ-45 bisa lebih bagus dibandingkan IHSG. "Masih bullish untuk sektor konstruksi dan konsumer," ujar Satrio. 

Andrew menambahkan, saham-saham yang tergabung di LQ-45 boleh menjadi referensi untuk berinvestasi karena likuid dan berkinerja baik. Namun, tetap harus dilihat valuasinya. 

Menurut Sharlyta, banyak saham LQ-45 yang sudah memiliki valuasi murah alias terdiskon. Maklum, IHSG turun dalam belakangan ini. Ia merekomendasikan saham AKRA, SRIL, TLKM dan BBTN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×