kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ciputra berupaya angkat marketing sales


Jumat, 08 Desember 2017 / 09:00 WIB
Ciputra berupaya angkat marketing sales


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Ciputra Development Tbk di 2017 loyo. Hingga kuartal III-2017, pendapatan perusahaan properti ini terkikis 1,59% menjadi Rp 4,35 triliun. Laba bersihnya juga turun 8,37% menjadi Rp 566 miliar.

Katalis utama yang membuat kinerja CTRA jeblok tahun ini adalah pendapatan pra penjualan atawa marketing sales yang di bawah perkiraan. Hingga akhir September, pendapatan pra penjualan turun 4,36% dibanding realisasi di tahun sebelumnya.

Analis Mega Capital Sekuritas Adrian M. Priyatna mengatakan, pendapatan marketing sales menyumbang 72,35% total penjualan CTRA. Alhasil, pendapatan emiten ini turun.

Tambah lagi, ada marketing sales proyek residensial di 2015 yang masih bisa dicatatkan sebagai pendapatan. Ini membuat Adrian merevisi target pendapatan dan laba bersih CTRA di tahun ini, masing-masing menjadi Rp 7,21 triliun dan Rp 997 miliar.

Selain mengalami penurunan kinerja, CTRA juga terjegal rasio utang yang naik. Analis Phillip Sekuritas Indonesia Yehuda Anthony Harahap, dalam risetnya, menjelaskan, penerbitan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) berdenominasi dollar Singapura mengerek utang CTRA.

Seperti diketahui, pada September lalu, CTRA menerbitkan MTN senilai S$ 150 juta. Kupon MTN ini dipatok sebesar 4,85% dan jatuh tempo pada 2021. Dana hasil penerbitan MTN ini digunakan untuk pembayaran atau redemption atas MTN CTRA yang terbit tahun 2015.

Cuma, rasio utang CTRA masih cukup lumayan. Walau meningkat menjadi 30,3%, tapi rasio utang ini lebih rendah ketimbang perusahaan properti lainnya. "CTRA berada di peringkat tiga setelah BSDE dan PWON," ujar Yehuda.

Proyek baru

Pendapatan pra penjualan CTRA di kuartal IV-2017 juga diprediksi membaik. Dalam riset yang dirilis 16 November lalu, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi mengatakan, marketing sales CTRA di Oktober 2017 mencapai Rp 979 miliar. "Kenaikan tajam ini didorong oleh block sales dengan Ascott Singapura sebanyak 192 unit apartemen dan 23 unit untuk function. Nilai keseluruhan transaksi mencapai Rp 675 miliar," tulis dia.

Hal in membuat target marketing sales CTRA Rp 8,5 triliun bisa tercapai. Jadi, di November dan Desember, CTRA harus mengumpulkan Rp 2,27 triliun lagi, setara dengan 36,5% target tahun ini. Tahun lalu, di sisa dua bulan terakhir, CTRA dapat menggenjot marketing sales 48,6%.

Marketing sales CTRA di kuartal IV ini naik berkat beberapa proyek anyar yang diluncurkan perusahaan. Perusahaan anggota Ciputra Grup ini akan menawarkan sejumlah proyek baru, seperti The Newton 2 yang merupakan perpanjangan dari Ciputra World Jakarta 2 serta Citra Plaza Batam.

Selain itu, ada pula proyek residensial dan kluster komersial di CitraLand Surabaya. Proyek CitraLand Tallasa City di Makasar juga diharapkan bisa menopang marketing sales di akhir 2017.

Belum lagi proyek CitraLand City Losari yang bakal segera selesai. Nah, kenaikan marketing sales di kuartal IV ini bakal mengerek pendapatan perusahaan di tahun 2018 mendatang.

Sentimen suku bunga acuan rendah juga menguntungkan bisnis CTRA di tahun depan. Maklum, hal ini dapat mendorong turun suku bunga kredit perumahan rakyat (KPR).

Karena itu, Akhmad memprediksi pendapatan perusahaan ini di 2018 mendatang mencapai Rp 7,93 triliun. Sementara laba bersih CTRA terkerek jadi Rp 2,32 triliun.

Karena itu, Akhmad masih merekomendasikan buy saham CTRA dengan target harga Rp 1.580 per saham. Serupa, Adrian masih menyarankan buy saham CTRA di harga Rp 1.405 per saham. Yehuda pun merekomendasikan buy, tapi memangkas target harga CTRA dari Rp 1.480 menjadi Rp 1.360 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×