kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Chandra Asri menambah produktivitas pabrik


Kamis, 09 November 2017 / 07:15 WIB
Chandra Asri menambah produktivitas pabrik


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) terus memupuk produktivitas pabrik. Dengan strategi ini, TPIA bisa meraih pangsa pasar lebih luas.

Perusahaan petrokimia ini tengah menuntaskan pengembangan sejumlah pabrik. Semisal, TPIA menargetkan perluasan pabrik butadiena selesai di kuartal II-2018. Saat ini pabrik memiliki kapasitas 100.000 ton. Dengan modifikasi engineering, kapasitasnya bisa menjadi 137.000 ton.

Estimasi kebutuhan nilai investasi pabrik ini sekitar US$ 42 juta. Sebelumnya, TPIA berhasil mengumpulkan dana dari rights issue senilai US$ 378 juta atau setara Rp 5,03 triliun. Nah, sebagian dana ini digunakan untuk proyek pabrik butadiena.

Selain itu, TPIA akan meningkatkan kapasitas naphtha cracker dan membangun cracker kedua, serta menuntaskan proyek pabrik polietilena baru. "Ini adalah upaya mengimbangi peningkatan produksi di masa depan," kata Agus Salim Pangestu, Komisaris TPIA di Wisma Barito Pasific, Selasa (7/11).

Perluasan ini diprediksi rampung kuartal I-2020. Anak usaha PT Barito Pasific Tbk (BRPT) ini juga menargetkan pengoperasian pabrik polietilena baru di kuartal IV-2019.

Dalam catatan KONTAN, selain memperluas kapasitas polipropilena, TPIA berencana mendiversifikasikan produk melalui pembangunan pabrik methyl tertiary butyl ether (MTBE) dan Butene-1. TPIA ingin membangun kompleks petrokimia kedua. Estimasi kebutuhan dana ekspansi ini sekitar US$ 455 juta.

Menurut Agus, perusahaan ini memang memerlukan ekspansi besar untuk mengantisipasi permintaan pasar. Lagi pula, potensi pasarnya masih besar. Dia mencontohkan, saat ini tingkat konsumsi produk plastik di Indonesia masih rendah.

Namun dia menyadari, selain tingkat konsumsi yang masih rendah, masalah infrastruktur adalah isu utama dalam peningkatan produktivitas pabrik. Dia optimistis, upaya pemerintah membenahi infrastruktur akan mempermudah akses produksi pabrikan, serta memudahkan distribusi barang ke konsumen.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, menilai, ekspansi sejumlah pabrik bisa menambah portofolio TPIA. Dua tahun terakhir, TPIA mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih. "Menambah kapasitas pabrik dan berinovasi produk menjadi kekuatan TPIA," kata dia.

Bertoni memasang target harga TPIA di Rp 34.000 per saham. "Ini resistance tertinggi. Sebaiknya akumulasi beli pada Rp 27.500 dan PE 21,53 kali," kata dia.

Harga saham TPIA kemarin (8/11) ditutup naik 1,43% menjadi Rp 28.300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×