kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BURMOR: Transfer saham akuisisi BWPT pekan ini?


Minggu, 02 April 2017 / 22:00 WIB
BURMOR: Transfer saham akuisisi BWPT pekan ini?


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Finalisasi akuisisi PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) oleh FIC Properties Sdn Bhd yang merupakan anak usaha Federal Land Development Authority (Felda) akan segera dilakukan.

Rumor yang beredar di pasar menyebutkan, transfer saham antar kedua belah pihak akan dilakukan pekan ini melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).

Manajemen Rajawali tidak bersedia mengkonfirmasi kabar ini. Sementara, pihak BWPT mengaku tidak mengetahui rencana itu.

"Ini shareholder action, kami belum punya infonya," kata Deddy Setiadi, Corporate Secretary BWPT kepada KONTAN akhir pekan lalu.

Tapi memang, dokumen terkait akuisisi tersebut sebelumnya sudah diteken oleh pihak Felda dan Rajawali Grup selaku induk selaku induk usaha BWPT.

Izin dari Kementerian perkebunan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terkait akuisisi itu juga kabarnya sudah diperoleh.

Pengumuman terkait hal itu diterbitkan pada 9 Februari lalu. Sehingga, sejak saat itu Felda memulai tahap penyelesaian proses administrasi yang berlaku di Malaysia.

Mengingatkan saja, Rajawali Group selaku pemilik BWPT sebelumnya menandatangani Perjanjian Jual Beli 37% saham entitasnya itu dengan anak usaha Federal Land Development Authority (Felda), FIC Properties Sdn. Bhd. senilai US$505,4 juta. Perjanjian jual beli ini telah dilakukan pada 23 Desember 2016.

Nilai akuisisi US$ 504 juta itu setara dengan Rp 557 per saham. Artinya, dengan level harga saham BWPT yang saat ini berada pada level Rp 338 per saham, maka level harga itu terdiskon sekitar 40% dari harga akuisisi.

Akuisisi dilakukan ditengah kinerja BWPT yang sedang menurun. Sepanjang 2016, BWPT membukukan kerugian tahun berjalan Rp 391 miliar atau membengkak 116% dibandingkan dengan rugi tahun 2015 senilai Rp 181,4 miliar.

Padahal pendapatan BWPT hanya menurun 5% menjadi Rp 2,54 triliun. Membengkaknya beban bunga menjadi pemicu melonjaknya kerugian BWPT.

Beban bunganya tahun lalu tercatat Rp 648,78 miliar. Angka itu naik sekitar 39% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 467,74 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×