kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,83   6,23   0.63%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BNBR reverse stock jilid II, harga saham belum tentu langsung terkerek


Rabu, 21 Maret 2018 / 20:16 WIB
BNBR reverse stock jilid II, harga saham belum tentu langsung terkerek
ILUSTRASI. MENURUNKAN PINJAMAN KONVERSI


Reporter: Riska Rahman | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai bagian dari upaya merestrukturisasi utang, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) kembali akan melakukan aksi reverse stock. Namun, aksi ini belum berarti bakal langsung mengerek harga saham BNBR.

Setelah melakukan aksi reverse stock tahun 2008 lalu, BNBR kembali berupaya mengubah harga sahamnya dengan melakukan reverse stock jilid II dengan rasio 10:1. Itu artinya, setiap 10 saham bernominal Rp 100 per saham akan menjadi 1 saham dengan nominal baru sebesar Rp 1.000 per saham. Aksi ini pun akan ikut mengubah harga saham BNBR yang bertengger di level harga Rp 50 menjadi Rp 500 per saham.

Langkah ini pun diambil sebagai bagian dari rencana restrukturisasi utang. Rencananya, unit usaha tertua Bakrie Grup ini akan merestrukturisasi utang hingga Rp 2,5 triliun tahun ini.

Walau aksi reverse stock ini akan disusul oleh upaya restrukturisasi utang yang bisa jadi sentimen positif bagi BNBR, Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan melihat aksi ini belum tentu bisa langsung membuat harga saham BNBR meningkat.

Menurutnya, kenaikan harga saham ini masih akan membutuhkan waktu sebab para pelaku pasar akan melihat seperti apa langkah restrukturisasi yang dilakukan serta dampaknya ke kinerja BNBR. "Nanti jika sudah kelihatan hasilnya mungkin harga saham BNBR berpeluang naik," terangnya kepada KONTAN, Rabu (21/3).

Namun pasca reverse stock nanti, saham BNBR justru berpotensi untuk turun. Pasalnya, para pemegang saham yang tidak bisa menjual sahamnya di pasar reguler lantaran harga saham yang tidak bergerak di level Rp 50 jadi punya kesempatan untuk keluar dari saham tersebut dengan menjual sahamnya di pasar reguler.

"Jadi, ada kemungkinan pasca reverse stock nanti harga saham BNBR bakal menyentuh level auto reject bawah karena banyak pemegang saham yang menjual sahamnya," ungkap Alfred.

Adapun aksi reverse stock ini terkadang dilakukan para emiten karena berbagai alasan. Bagi saham yang bertengger di level Rp 50, aksi ini dilakukan agar emiten bisa menguji harga wajar di pasar reguler.

Reverse stock juga bisa jadi upaya bagi emiten untuk mengurangi jumlah sahamnya di pasar. Selain itu, aksi korporasi ini juga bisa membuat harga saham suatu perusahaan jadi naik sehingga mengubah segmentasi harga perusahaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×